Catatan Biasa Orang Biasa [17] Kalah di Bandung, Menang di Tasik

Pada lomba kali ini pun, tim kami cukup jadi peserta saja, membawa sertifikat dari panitia. Kemudian bergegas pulang ke Tasikmalaya.

Jumat, 26 Februari 2021 | 06:57 WIB
0
200
Catatan Biasa Orang Biasa [17] Kalah di Bandung, Menang di Tasik
Hiking (Foto: healthline.com)

Seorang teman menyodorkan surat dari panitia Lomba Lintas Lembah dan Bukit (L3B) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung, yang ditujukan kepada pihak sekolah. Surat teresebut berisi undangan untuk mengikuti L3B bagi kelompok pecinta alam tingkat SMP dan SMA se- Jawa Barat.

Surat tersebut dibicarakan dengan pengurus OSIS dan guru pembina kesiswaan. Diperoleh kesimpulan, sebaiknya undangan itu dipenuhi untuk menambah pengalaman. Tidak usah muluk-muluk menargetkan soal prestasi. Kami pun berunding dan sepakat memberangkatkan dua tim putra, yang masing-masing beranggotakan lima orang.

Lomba digelar pada hari Minggu. Kami harus berangkat pada hari Sabtu. Untuk mengantisipasi kemungkinan tidak masuk sekolah hari Senin, kami meminta surat dispensasi.

Anggota kedua tim kebetulan mendapat giliran sekolah pagi, jadi berangkat ke Bandung agak siang sepulang sekolah, tidak perlu bolos. Kami yang berangkat antara lain saya, Endang E Suherlan, Budhi Planner, Rudi Rusnadi, Herdis Suharman dan Undang Budiman.

Tim kami benar-benar seadanya. Tidak mempuyai seragam. Pokoknya bagian bawah memakai celana panjang olahraga, ke atasnya mengenakan kaos bebas. Tiba Terminal Cicaheum selepas magrib. Langsung menuju rumah kerabat Budhi Suhastian di bilangan Jln. PHH Mustapa (Suci) untuk menginap.

Pagi-pagi sekali kami sudah bergegas dalam udara dingin Kota Bandung. Menuju pusat kegiatan L3B di Kampus Fakultas Pertanian Unpad Jln. Bukit Dago Utara. Tempat tersebut sudah dipenuhi orang. Hampir semua kelompok peserta menggunakan seragam yang serasi, enak dipandang. Sementara kami datang dengan pakaian “warna-warni” dan “cawerang”. Ada ratusan grup yang ikut lomba tersebut.

Kami pun menjelajah kawasan Bandung utara yang sejuk. Melintasi persawahan, hutan pinus, dan perbukitan sayuran. Ada pos-pos perhentian yang di antaranya memberikan sejumlah soal yang harus dikerjakan sambil berjalan. Jawabannya diserahkan pada pos berikutnya. Di sebuah bukit yang lapang tanpa pepohonan, setiap tim berhenti untuk menanam pohon yang sudah disediakan panitia.

Menjelang tengah hari kami sudah kembali ke pusat kegiatan. Di panggung tampil penyanyi Nicky Ukur membawakan sejumlah lagu antara lain “Dara”, “Daun Kering” dan “Cintamu Cintaku Cinta Kita”. Sambil menyantap makanan ringan yang disediakan panitia, kami nikmati lagu-lagu yang lumayan ngetop di tengah penggemar musik itu.

Setelah hasil lomba diumumkan, kami pun pulang dengan membawa selembar sertifikat ucapan terimakasih sudah berpartisipasi sebagai peserta. Di perjalanan menuju Terminal Cicaheum, Rudi Rusnadi mengajak mampir dan menginap di rumah familinya di sekitar terminal. Ajakan tersebut tentu saja disambut baik, sangat bermaanfaat untuk memulihkan tubuh yang pegal-pegal.. Berarti hari Senin esoknya tidak masuk sekolah.

Juara Hiking

SMAN 1 Tasikmalaya yang beralamat di Jln. Rumah sakit itu, setiap tahun mengyelenggarakan lomba lintas alam yang disebut Lomba Hiking. Sekolah kami mengirimkan tim cukup banyak. Termasuk tim kami yang diberi nama Bahaduri, beranggotakan lima orang, saya, Budhi Suhastian, Yayan Barlian Bahrum, Gun Gun Priasetia dan Herdis Suharman. Ada pula tim putrinya antara lain kelompok Ucu Rufaidah.

Lomba ini melibatkan peserta siswa tingkat SMP dan sederajat se-Priangan Timur. Konsepnya tidak jauh berbeda dengan L3B. Para peserta menjelajah rute yang sudah ditentukan, memasuki perkampungan dan mengerjakan sejumlah tugas. Ratusan peserta kukurusukan ke pelosok dan menanam pohon. Ketepatan waktu perjalanan tim dari pos ke pos, menjadi penentu penting penilaiaan.

Pada acara hiburan di lapangan basket sekolah tersebut, selain musik ada pula baca puisi. Tampil seorang siswa dari SMA Pancasila membacakan sajak-sajaknya. Belakangan diketahui lelaki itu bernama Soni Farid Maulana, yang kelak menjadi penyair terkenal dan teman sejawat di tempat kerja. Saat di Tasik malah kami tidak saling mengenal.

Salah seorang anggota tim Merpati dari SMPN 2, Endang Suherlan, sempat pingsan di pinggir lapangan basket SMAN 1 karena kelelahan. Begitu panitia mengumumkan hasil lomba, saya pun beranjak ke podium lapangan basket, untuk mewakili Bahaduri menerima trofi sebagai juara umum.

Beberapa waktu kemudian, setelah menjadi siswa di SMA tersebut, saya sempat menjadi ketua penyelenggara lomba hiking itu. Bupati Hudly Bambang Aruman melepas ratusan regu peserta dari kompleks sarana olahraga Dadaha. Rute berakhir di gedung SMAN 1.

Sebelumya, saya dan kawan-kawan ikut kegiatan L3B lagi. Budhi Suhastian yang bersekolah di SMAN 3 Bandung memgirimkan brosur tentang kegiatan itu. Saya, Yayan Barlian, dan beberapa teman lainnya berniat untuk mengikuti acara itu. Kami meminta izin secara baik-baik kepada pihak sekolah, tidak mengikuti pelajaran pada hari Senin. Namun tidak diizinkan.

Ya sudah, kalau memang tidak boleh. Tapi tetap harus berangkat. Maka sebelum pelajaran usai, di hari Sabtu siang itu, kami menyelinap lewat pintu belakang di sisi selatan lapangan basket yang tidak dikunci. Setibanya di Bandung, kembali menginap di rumah kerabat Budhi Suhastian Jln. PHH Mustapa.

Kepergian ke arena lomba kali ini, lumayanlah ada seragam timnya. Bagian atasnya mengenakan kaos oblong putih “Cap Lombok”. Bagian bawahnya memakai celana panjang olah raga yang sewarna. Pada lomba kali ini pun, tim kami cukup jadi peserta saja, membawa sertifikat dari panitia. Kemudian bergegas pulang ke Tasikmalaya.

Senin esoknya harus masuk sekolah, sebab kepergian kami tidak mendapat restu apalagi dispensasi untuk tidak masuk sekolah.

***
Tulisan sebelumnya: Catatan Biasa Orang Biasa [16] Mang Sopyan dan Ratu Dangdut