Saya selalu berpikir betapa hebat ibu-ibu mereka bisa mendidik anak-anaknya sehingga jiwanya bisa seindah itu.
Dear Desanti...
Saya menemukan sebuah kisah bagus di IG. Seorang anak perempuan mendapat haid pertamanya ketika sedang berada di kereta.
Lalu seorang remaja laki-laki yang usianya mungkin satu atau dua tahun lebih tua, mendekatinya.
"Hai, celanamu kotor. Jangan takut, itu tidak apa-apa," katanya ketika melihat anak perempuan itu kebingungan. Ia kemudian melepas jaketnya dan meminjamkannya untuk menutupi noda di celana jeans remaja perempuan itu.
"Lingkarkan ini di badanmu! Rumahmu di mana? Saya antar kamu pulang, ya."
Kejadian itu diceritakan kembali oleh ayah si remaja perempuan itu. Ia kelihatannya tidak berada di rumah ketika putrinya diantar pulang seseorang lelaki yang baru dikenalnya di kereta. Tapi ia sungguh terkesan.
"Saya ingin sekali bertemu anak laki-laki itu. Tapi saya lebih ingin bertemu ibunya. Saya ingin berterima kasih karena ia sudah membesarkan anak lelakinya menjadi sebaik itu," kata si ayah.
Saya kadang merasa seperti itu juga. Setiap kali melihat seseorang melakukan hal baik, yang terbayang langsung ibunya. Seorang perempuan yang berhenti memberi makan untuk kucing di jalan, remaja yang menahan pintu Indomart untuk orang yang masuk setelahnya, atau seorang bapak di kompleks kita yang selalu berhenti menyapa anjing dan burung di setiap rumah yang dilewatinya ketika jalan-jalan sore.
Saya selalu berpikir betapa hebat ibu-ibu mereka bisa mendidik anak-anaknya sehingga jiwanya bisa seindah itu.
Tapi saya tidak iri. Karena saya juga mengenal satu orang yang seperti itu, Des.
Hari ini, tepat 13 tahun kita bersama, berumah tangga dengan segala senang dan badainya. Dan selama itu pula saya selalu ingin berterima kasih kepada ibumu untuk dua hal. Pertama, karena sudah melahirkanmu. Kedua, karena sudah mempercayakanmu padaku.
Saya tahu diri, saya tidak punya modal banyak untuk mendaku sebagai suami ideal. Saya sangat pada umumnya.
Cuma kalau boleh berharap, saya ingin terus bisa menemanimu. Bekerja bersama-sama membesarkan dua anak lucu itu, sehingga suatu hari nanti mudah-mudahan seseorang juga akan datang kepadamu untuk berterima kasih.
Love you, Desanti .
Mata air kebahagiaanku.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews