Kini pawang hujan MotoGP bekerja berbeda, ia muncul dengan aksi panggung yang berhasil menggetarkan Mandalika, Indonesia, bahkan dunia!
Kenapa sih jadi ramai begini? Apa karena ada di MotoGP nya? hehehe.. Kita gak usah naif juga, keriuhan ini terjadi karena tidak sedikit pihak yang ingin perhelatan MotoGP ini gagal. Termasuk aksi pawang hujan yang dianggap gagal pula. Benarkah?
Pawang hujan, jelas tidak ada yang istimewa dari profesi ini. Saya sebagai pekerja kreatif yang sering produksi shooting tentu lumrah dan paham dengan profesi pawang hujan. Teman-teman saya pekerja kreatif lainnya pun demikian.
Rasanya nyaris hampir semua pertunjukkan musik, konser, panggung kesenian, bahkan hanya sekedar hajatan kawinan atau sunatan pun menggunakan jasa pengendali hujan ini. Lantas kenapa sekarang jadi heboh?
Inilah jagat "cerita" media sosial di Indonesia. Dunia harus tahu dan menyadari betapa bangsa ini begitu ahli dan piawai dalam membuat sajian peristiwa yang begitu menarik untuk dijadikan potongan cerita, yang kemudian viral di media sosial.
MotoGP adalah perhelatan yang biasa saja juga. Sudah lama terjadi di banyak negara termasuk di Indonesia 20an tahun yang lalu. Namun dari kesemuanya itu, MotoGP hanyalah tontonan balap motor biasa juga, salip-menyalip, atau jatuh, menang, kalah, dan tepuk tangan. Sudah...
MotoGP di Indonesia? Oooh.. tidak bisa sesederhana itu. Ini adalah bangsa media sosial, bangsa viral, bangsa engagement, bahkan bangsa trending topic. Tidak ada sisi kehidupan orang Indonesia yang tak tersentuh oleh media sosial. Iya kan?
MotoGP di Indonesia sudah mulai menjadi sebuah cerita, sejak pembangunan sirkuitnya itu sendiri. Pro dan kontra, masalah lahan, ganti rugi, ini masalah yang sudah beres tapi harus jadi cerita juga. Aspal yang gagal, ASN yang wajib beli, foto motor dari cargo, pemecatan ketua, aduh.. rasanya kalau jadi sebuah webseries akan banyak sekali episodenya.
Bayangkan, saat hujan mulai penonton yang mulai bosan disuruh nyanyi bareng sama MC, musti disuguhkan apa lagi? MC mulai mati gaya. Pihak TV pun rasanya sudah kehabisan materi gambar yang harus diambil.
Tapi, tidak perlu khawatir, menjelang bosan, munculah Sang Pawang Hujan! Aksinya pun tak tanggung-tanggung ia melintas di tengah sirkuit, di antara gempuran kilat dan petir, sambil berteriak dan membawa cawan, bagaikan sebuah happening art di tengah badai. Dramatis kan?
Kameraman TV sontak bergembira, mereka punya materi gambar baru dan menarik. Admin medsos MotoGP pun demikian. Hampir sekitar 40 menitan aksi sang pawang ini menyelamatkan suasana yang mulai bosan.
Lantas apakah kerja pawang ini benar? bohongan? pura-pura? atau apalah, terserah saja, tapi yang pasti adalah sang pawang berhasil mencairkan dan menyemarakkan situasi balapan yang hampir dead air! Ada yang berani menyangkal?
Pawang hujan bukan praktik yang istimewa koq buat kita semua, ampuh atau tidak, mujarab atau tidak, percaya atau tidak, profesi ini tetap ada dan tetap dicari para EO dan WO. Bedanya, selama ini pawang hujan selalu bekerja dalam senyap. Menyendiri di pojokan panggung, di samping mobil genset, atau di kejauhan lokasi shooting.
Kini pawang hujan MotoGP bekerja berbeda, ia muncul dengan aksi panggung yang berhasil menggetarkan Mandalika, Indonesia, bahkan dunia!
Ini fakta, nyata, ampuh dan tak perlu dibantah atau dilawan, lemesin aja.
Bagi saya, Mbak Rara bukan sekedar pawang hujan, tapi juga pawangnya mati gaya!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews