Dalam bukunya yang fenomenal itu, Ricklefs mengisahkan perjalanan bangsa Indonesia, dari zaman ke zaman yang penuh warna.
Yang menarik dari 'Sejarah Indonesia Modern 1200 - 2008' (terjemahan dari A History of Modern Indonesia Since c, 1200 Third Edition) buku karya MC Ricklefs, didedikasikan untuk mengenang para aktivis mahasiswa tahun 1998.
Begitu pentingnya peristiwa Reformasi 1998 bagi Ricklefs, penerima Anugerah Kebudayaan Kategori Perorangan Asing 2016, dari Pemerintah RI? Penting. Karena ia mengenali, akar-muakar dan asal-muasal peristiwa-peristiwa sosial-politik Indonesia sejak mula.
Sebagai ahli sejarah, apalagi sejarah Jawa-Indonesia, ia bisa dengan cermat mengamati bagaimana Soeharto sebagai penguasa, dengan segala tragedinya. Termasuk Ricklefs juga merasakan, bagaimana bukunya pernah dilarang masuk ke Indonesia pada jaman Soeharto. Atau setidaknya ia harus kompromi, menghilangkan bagian-bagian tertentu paska 1965 yang sangat sensitive.
Dengan mendasarkan penelitiannya pada puluhan jurnal, lebih dari lima ratus buku, di balik struktur narasinya, buku ini menjawab pertanyaan bagaimana komunitas-komunitas berbagai kepulauan Indonesia, dengan rupa-rupa etnis, bahasa, dan dalam negara-negara kerajaan yang terpisah-pisah, bisa bersatu menjadi sebuah bangsa modern.
Ia seolah mengajak kita mengenali jati diri bangsa dan negara Indonesia. Ia seolah ingin memberikan warisan pengetahuan mengenai Indonesia, dari sejak akarnya.
Rentang waktu dari tahun 1200 sampai dengan 2008, sekitar 800 tahun lebih, adalah sebuah karya sejarah spektakuler. Apalagi sebagai sejarawan, buku-bukunya kaya akan data. Dari beragam literatur primer dan sekunder, juga wawancara, sensus dan survei.
Dalam bukunya yang fenomenal itu, Ricklefs mengisahkan perjalanan bangsa Indonesia, dari zaman ke zaman yang penuh warna. Lengkap dengan aneka persoalan dan pertikaian, baik internal maupun eksternal. Pengelompok tematik yang dilakukan, membuat sejarah yang dipaparkan asyik dibaca. Tak terjebak pada angka-angka tahun.
Ia pernah dianggap titisan Rodolf van Goen, utusan VOC pertama ke Mataram di masa Amangkurat I, abad ke-17. Disertasinya, Yogyakarta Under Mangkubumi’, menjadi pintu masuk bagaimana Ricklefs menjadi ahli Jawa. Seorang sejarawan dan penulis yang produktif.
Salah satu alasan kenapa mendedikasikan bukunya untuk para aktivis mahasiswa 1998? Karena merekalah (waktu itu), bagian terpenting perubahan politik otoritarian Indonesia. Dan kini generasi itulah, generasi intelektual muda Indonesia, yang menjadi penentu perubahan ke depan.
Bagi Ricklefs (wafat 29 Desember 2019, pukul 10.30 waktu Australia), Indonesia merupakan negara yang sangat penting di tingkat dunia. Banyak sekali aspek sejarah yang perlu dikaji, dan pentingnya orang Indonesia untuk terus melihat hal ini. Mengkajinya dengan informasi yang baru. Bukan hanya berkutat pada kontroversi yang diperdagangkan secara eceran!
Terimakasih Prof, atas segala jasa. Sugeng kondur ing kalanggengan jati. Rest in Peace!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews