Beruntung pula, saya juga pernah sempat menyaksikan Bapa Suci menyampaikan salam Angelus, persis pada ulang tahun beliau di lapangan St Pietro, Vatican tiga tahun silam,
Ketika bertemu pada kesempatan melayat mantan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas P Swantoro di rumah almarhum di Cipinang, (11/8/2019) Romo Kanjeng berkata lirih sebelum meninggalkan halaman rumah Pak Swan menuju mobilnya.
"Harianto ya? Saya masih ingat...," kata beliau, ketika saya ingatkan, setengah abad lalu (1969) saya murid biola beliau. Dulu selain memainkan biola sopran, Mgr Ignatius Suharyo Pr juga main biola alto, di orkes kami, Orkes Seminari Mertoyudan, Magelang Jawa Tengah.
Beliau juga pasti masih ingat ketika 1966 rombongan orkes seminaris Merto berkunjung ke Katedral Jakarta, tempat tinggal beliau kini ketika menjabat Uskup Agung Jakarta. Tidak terasa itu sudah lebih setengah abad lalu.
Ikut Mahargya, Romo Kanjeng sekarang sudah ditunjuk Bapa Paus Franciscus di Vatican hari ini (1/9/2019), sebagai Kardinal baru dari Indonesia. Selamat Romo Kanjeng....
Kardinal
Diumumkan saat Angelus atau doa tengah siang, saat setiap kali Bapa Suci memberi salam doa pada umatnya di lapangan Santo Petrus, dari jendela kamar loteng Vatican.
Beruntung pula, saya juga pernah sempat menyaksikan Bapa Suci menyampaikan salam Angelus, persis pada ulang tahun beliau di lapangan St Pietro, Vatican tiga tahun silam...
***
Jimmy S. Harianto, jurnalis purnatugas Harian Kompas.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews