Selamat jalan sang maestro. Bangsa ini telah lama kehilangan jati diri. Dan kau telah membuat langkah awal yang fenomenal.
Didi Kempot telah pergi selama-lamanya. Pergi di saat kita semua sedang sayang-sayangnya. Barangkali Tuhan jauh lebih sayang. Karena itu dipanggil-Nya sang maestro saat berada di puncak popularitasnya. Saat baru saja menyelesaikan tugasnya, mengembalikan kebanggaan dan kecintaan terhadap khazanah musik lokal.
Barangkali pula Tuhan tak ingin sang maestro jatuh atau salah jalan. Sebagaimana banyak selebritis yang tak kuat menjalani perubahan nasib yang teramat drastis. Karena itu Dia rengkuh sang maestro dengan penuh kasih. Yang tubuhnya mulai lelah seiring usia yang menua di tengah aktifitasnya yang sangat padat.
Didekap-Nya anak manusia bernama asal Didi Prasetyo, yang tetap sederhana, humble, ramah dan punya kepedulian sosial yang tinggi. Dan tak berubah sedikitpun oleh popularitas yang sedang digenggamnya.
Begitulah kiranya hidup. Hanya sekedar mampir ngombe. Hanya soal waktu, semua akan mengalami fase kembali. Dari zero kembali ke zero. Yang dicipta kembali ke Sang Pencipta. Semoga Didi Kempot menemukan kedamaian abadi. Di alam yang tak ada lagi patah hati, kecewa dan kehilangan.
Kiranya tugasmu sudah selesai, The Lord Didi. Telah kauhibur dunia yang terluka. Meski sebenarnya kami ingin lebih lama engkau menghibur negeri ini. Menyatukan yang terbelah, mengobati patah hati dengan bernyanyi dan menjogetinya.
Karya-karyamu telah bersemayam dan membuat Ambyar hati-hati manusia yang tersakiti, diabaikan dan dibuat patah hati oleh kegelapan dan ketidakadilan zaman kiwari. Kerja kerasmu telah menggugah kesadaran, mengikis rendah diri dalam pergaulan antar bangsa di era yang semakin terbuka.
Oleh sebab itu kiranya dunia tak akan Ambyar pasca kepulangannya ke alam baka. Berharap akan lahir maestro-maestro baru dari persemaian yang ditaburi jiwa yang penuh cinta dari The Lord Of The Broken Heart. Yang dilakukan dalam perjuangan penuh liku dan drama sepanjang hidupnya.
Lihatlah anak-anak milenial sekarang. Mereka tak lagi malu. Bahkan mulai menikmati lagu-lagu berlanggam Jawa yang sempat tersisih dan tak diperhitungkan. Walau sebagian tak tahu arti liriknya, mereka tetap menikmati iramanya.
Mereka seperti anak-anak yang mendapatkan kembali mainannya yang hilang. Mereka terbangun dari mimpi menjadi orang lain. Mereka seolah membaca Layang Kangen sang maestro lalu terbersit keinginan pulang setelah menelusuri perjalanan sepanjang Sewu Kuto. Mereka mulai merasakan sejuknya Banyu Langit di tanah sendiri.
Bapak Patah Hati Nasional telah pergi. Tetapi jejaknya akan selalu diingat oleh Sobat Ambyar, SadBois, SadGirls dan semua yang menyayanginya. Jejak sang maestro akan menjadi langkah awal kembalinya jati diri bangsa ini. Jati diri yang membuat ibu pertiwi patah hati karena anak-anaknya banyak yang memuja ibu-ibu yang lain di rumah ibunya sendiri.
Seorang Didi Kempot telah membangunkan kita. Bahwa kita punya asset seni budaya yang tak kalah hebat dari bangsa lain. Hanya saja selama ini kita sengaja atau tidak telah melupakannya. Telah membiarkan aset besar ini tergerus oleh rasa inferior di hadapan orang lain.
Selamat jalan sang maestro. Bangsa ini telah lama kehilangan jati diri. Dan kau telah membuat langkah awal yang fenomenal.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews