Lupus di dunia nyata telah berpulang, menyusul pemeran Lupus, Ryan Hidayat yang mendahuluinya sekian tahun silam. Satu lagi penulis pergi. Satu kenangan berputar kembali.
Bapak dan ibu yang menjalani masa remaja di akhir era 80-an tengah berduka. Tersebar kabar, Hilman Hariwijaya berpulang pagi ini. Dan mereka, para pembaca majalah Hai di era akhir 80-an pun kembali memutar kenangan ke masa-masa tanpa telepon genggam itu, ketika Lupus menjadi idola.
Saya ingat seorang kawan seusia beda sekolah masa itu di kota Makassar, kamarnya penuh tempelan poster sobekan halaman dari majalah Hai, ditata di dinding sampai jadi wallpaper. Setiap minggu tempelan kertasnya bertambah.
Gaya kawan saya itu juga seperti idolanya: rambut sedikit gondrong dengan bagian depan beriak tak beraturan. Saya pernah melihatnya meluruskan rambut depannyan itu dengan air liur yang diusapkannya dengan sela-sela jari. Gayanya sok tampan pula. Dan mulutnya tak henti mengulum permen karet, berdecap-decap, dan kerap ditiupkannya membentuk balon.
Semua juga tahu, anak ini begitu terobsesi dengan Lupus, meski tampangnya sungguh berselisih jauh.
Serial Lupus di era akhir 80-an memang meniupkan aroma anak Jakarta ke seluruh penjuru tanah air. Bukan kemewahannya, tapi gaya remaja yang bebas merdeka. Bersama Lupus hadir juga cerita-cerita Balada si Roy.
Lupus melambungkan pula nama penulisnya, Hilman Hariwijaya, lalu mengangkat nama pemeran Lupus, Ryan Hidayat, sampai ke dalam mimpi-mimpi para gadis belia.
Saya sendiri tidak terlalu terpapar dengan segala kisah anak Jakarta yang datang saban minggu ini. Saat itu, saya sudah menggemari cerita panjang, novel-novel, sampai cerita silat Khoo Ping Ho. Meski saya membacanya tidak beraturan -- hanya apabila menemukan majalah Hai -- Lupus terasa sebagai dunia yang jauh, yang tidak nyata, yang bukan saya sama sekali. Ia begitu berjarak.
Tapi mendengar kabar pagi ini bahwa sang pengarang idola remaja Hilman Hariwijaya meninggal dunia, saya ikut berduka.
Baca Juga: Hilman 'Lupus' Hariwijaya
Lupus di dunia nyata telah berpulang, menyusul pemeran Lupus, Ryan Hidayat yang mendahuluinya sekian tahun silam. Satu lagi penulis pergi. Satu kenangan berputar kembali.
Selamat jalan Hilman Hariwijaya -- penulis idola remaja di zaman tanpa telepon genggam.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews