Di Unhas sendiri Prof JJ pernah menjadi dekan fakultas ilmu kelautan dan kini -sebelum menjadi rektor- adalah dekan fakultas pasca sarjana.
Amsterdam, musim dingin 2018. Satu delegasi ilmuwan Indonesia diundang oleh KNAW, Akademi Ilmu Pengetahuan Belanda, dan de Jonge Akademie, Akademi Ilmuwan Muda Belanda, untuk bertemu di satu gedung di jantung kota tua ini. KNAW adalah lembaga prestisius di Belanda, bahkan di dunia. Sejumlah anggota KNAW bahkan telah memenangkan Hadiah Nobel.
Pertemuan delegasi ilmuwan Indonesia yang berasal dari universitas dan lembaga riset teratas Indonesia itu berlangsung lancar dan ajeg. Suasananya akrab, pembicaraan berlangsung setara, penuh humor, diselingi canda tawa para ilmuwan.
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia itu? Dia adalah lelaki di samping saya ini. Namanya Profesor Jamaluddin Jompa, ilmuwan muda dari Universitas Hasanuddin, Makassar.
Saya bertemu dengannya secara kebetulan di sebuah warung kopi sederhana di kota Makassar tahun lalu. Kami berkenalan. Seusai obrolan singkat tentang aneka topik, saya pulang dengan pikiran dan sebuah harapan: pria inilah yang layak memimpin Unhas, almamater saya, yang kini mematok target menuju universitas level dunia.
Dan harapan saya ternyata terkabulkan. Hari ini, Prof JJ terpilih sebagai Rektor Unhas untuk periode empat tahun ke depan. Ia mulai bertugas pada bulan April mendatang.
Saya mengikuti dengan cermat pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin ini melalui tayangan langsung. Saya antusias, karena ini almamater saya. Pemilihan itu sendiri dihadiri para bintang yang menjadi anggota Majelis Wali Amanah, pemilik suara.
Di antaranya, ada Ketua IKA Unhas, Jusuf Kalla, Ketua MWA Unhas Komjen Purnawirawan Syafruddin, Chairul Tanjung, Sofyan Wanandi, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Saya sungguh-sungguh bergembira atas terpilihnya Prof JJ ini. Saya tak akrab benar dengannya, tapi namanya kerap melintas sebagai salah satu ilmuwan terbaik negeri ini dari Makassar.
Prof JJ menyelesaikan pendidikan master di Kanada dan doktor di Australia. Ia juga penerima Pew Fellowship dari Amerika Serikat. Ia telah menorehkan namanya melalui publikasi akademik yang begitu banyak di jurnal-jurnal ternama, bergaul luas di kalangan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu terutama di ALMI (Akademi Ilmuwan Muda Indonesia), AIPI, Indonesian-American KAVLI Frontiers of Sciences Symposuim, sampai lembaga-lembaga seperti KNAW dan Akademi Ilmu Pengatahuan Australia sampai Royal Academy di Inggris.
Di Indonesia, Prof. JJ terpilih sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) pada tahun 2020. Ia menjadi orang kedua dari Unhas yang menjadi anggota lembaga akademik itu setelah Profesor Irawan Yusuf. AIPI adalah lembaga negara yang didirikan atas inisiatif para tokoh seperti B.J Habibie, Widjoyo Nitisastro, Fuad Hasan, Samaun Samadikun dan lain-lain.
Di Unhas sendiri Prof JJ pernah menjadi dekan fakultas ilmu kelautan dan kini -sebelum menjadi rektor- adalah dekan fakultas pasca sarjana.
Begitulah. Saya mengingat kembali pertemuan dengan Prof JJ di sebuah warung kopi sederhana di Kawasan Tamalanrea, Makassar itu, seusai menonton tayangan langsung pemilihan Rektor Unhas di Makassar. Sebuah pertemuan kebetulan yang singkat tapi membuat saya pulang dengan sebuah harapan.
Tak banyak yang saya tahu tentang pribadi Prof JJ, selain cerita-cerita yang saya kumpulkan dari kawan-kawan lain, juga dari menyelisiki kelimunan dunia maya yang menyimpan begitu banyak memori.
Selamat Profesor Jamaluddin Jompa. Rektor Universitas Hasanuddin 2022-2026.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews