Inilah "olah raga" ekstrim dalam rumah tangga yang penuh tantangan dan resiko. Nikmatnya luar biasa tapi malunya juga luar biasa atau sebanding.
Kita mungkin pernah salah kirim dalam menggunakan media sosial seperti aplikasi WhatsApp atau WA. Mau mengirim tulisan atau foto ke A keliru terkirim ke B.
Kalau isi tulisan atau foto atau gambar itu biasa saja dan tidak ada muatan pornografi atau mesum tidak jadi soal. Tinggal mintah maaf tadi salah kirim. Tapi kalau yang dikirim ke WA tulisan yang bersifat rayuan asmara atau foto atau gambar yang yang bersifat mesum atau pornografi, tentu akan menimbulkan masalah atau rasa malu yang sangat.
Misal seorang suami mau mengirim WA yang isinya rayuan asmara atau foto syur atau seronok ke selingkuhanya dan ternyata salah kirim ke WA istrinya atau sebaliknya. Kalau ini terjadi-sama saja bunuh diri. Kisah petualangan asmaranya terbongkar hanya masalah sepele yaitu salah kirim. Terlalu cepet mencet atau kesusu. Dan kejadian seperti ini banyak terjadi dalam konflik rumah tangga atau yang masih dalam menjalin hubungan atau pacaran.
Bahkan berdasarkan penelitian dari sepuluh kasus perserlingkuhan, delapan kasus perselingkuhan terbongkar atau diketahui dari smartphone-baik melalui chat WA atau FB dan SMS.
Makanya baik suami atau laki dan istri atau wanita-lebih takut ketinggalan smartphone-nya dibanding ketinggalan dompetnya. Dulu lebih takut ketinggalan dompetnya. Tapi sekarang takut ketinggalan smartphone atau handphone-nya. Kerena gara-gara ketinggalan smartphone atau HP kasus perselingkuhan bisa terbongkar atau diketahui.
Nah, baru-baru ini ada Camat Karangtengah, Kapubaten Wonogiri yaitu Sunarto (55) salah mengunggah video mesum atau "Yes Ohh No" ke status WA-nya. Patut diduga video "Yes Ohh No" tersebut mau dikirim ke pasangan dalam video tersebut. Karena salah pencet, eeh masuk ke status Wa-nya.
Ia baru menyadari setelah teman-temannya memberi tahu sang Camat tersebut. Akhirnya jadi konsumsi masyarat atau publik video "Yes Oh No"-nya itu. Video yang begini yang bisa menyatukan umat tak memandang bermoral atau tidak bermoral,punya agama atau tidak.
Karier yang sudah dirintis hancur seketika dan menanggung rasa malu. Bahkan menjadi tersangka Polda Jateng dan mendekam di balik jeruji besi-tidak bisa "Yes Ohh No" lagi dengan pasangan selingkuhannya. Tentu Istri dan anak juga akan menanggung malu, apalagi menjadi Camat di sebuah kabupaten di Jawa. Sebutannya saja pak Camat yang begitu dihargai atau terhormat.
Inilah olah raga ekstrim dalam rumah tangga yang penuh tantangan dan resiko. Nikmatnya luar biasa tapi malunya juga luar biasa atau sebanding.
Pria punya selera. Laki-laki sejati adalah menyukai tantangan.
Tantangan apa dulu...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews