Standar kebersihan orang memang berbeda-beda, tetapi ada satu prinsip yang bisa dipegang. ”Tinggalkan toilet sebersih pada saat Anda masuk.”
Ada berita di Tribunnews.com, Sabtu, 16 Januari 2021 bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiana Uno mengklaim bahwa toilet yang ada di Sirkuit MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, itu sebagai yang terbaik se-Indonesia. Berita itu tidak mengherankan karena salah satu tugas dari Menparekraf Sandiana Uno adalah membenahi toilet di daerah-daerah tujuan wisata.
Toilet selalu menjadi persoalan di negara ini. Kalau tidak betul-betul terpaksa, orang enggan untuk mendatangi toilet di tempat umum. Ada yang mengatakan bahwa di masa lalu, toilet tidak pernah dianggap penting seperti bagian-bagian lain di dalam rumah. Itu sebabnya, toilet ditempatkan di bagian belakang rumah.
Tidak heran apabila hingga kini, setiap orang yang akan ke toilet, selalu mengatakan, akan ke belakang. Padahal toiletnya terletak di tengah rumah, di antara dua kamar tidur. Atau, di dalam kamar tidur utama.
Adalah Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi Hadisaroso (1978-1983), yang berjasa dalam membuat toilet-toilet di perkantoran menjadi bersih. Ia mengirimkan sebanyak 60 tenaga kerbersihan ke Singapura untuk mengamati dan belajar bagaimana kebersihan toilet di perkantoran dan di pusat-pusat perbelanjaan dijaga. Diharapkan tenaga-tenaga kebersihan itu akan membagi-bagikan pengetahuannya di Tanah Air secara getok tular.
Namun, memelihara toilet yang bersih tidak semudah membalikkan telapat tangan. Oleh karena toilet yang bersih melibatkan, pertama, penyedia toilet yang menjamin ketersedian air, sabun dan tisu. Kedua, pengguna (konsumen), dan ketiga, petugas-petugas yang menjaga kebersihan toilet. Penyedia dan pengguna adalah yang terpenting dalam menjaga kebersihan toilet. Sementara petugas-petugas yang menjaga kebersihan toilet adalah faktor tambahan.
Mengapa penyedia penting? Karena sering kita menemui toilet yang modern, tetapi airnya tidak jalan, atau mati, ini tidak boleh terjadi. Pengguna juga penting. Jika ia menjaga kebersihan toilet, maka petugas-petugas yang menjaga kebersihan toilet hanya tinggal mengawasinya.
Seperti diketahui, standar kebersihan tiap-tiap orang itu berbeda-beda. Di Jakarta saja masih banyak orang yang di rumahnya memiliki toilet dan kamar mandi basah. Tentunya standar kebersihan mereka berbeda dengan orang-orang yang di rumahnya memiliki toilet dan kamar mandi kering. Bagi yang memiliki toilet dan kamar mandi kering di rumah, satu tetes air di lantai sudah dianggap tidak bersih, atau jorok.
Itu sebabnya, ketika perusahaan pembuat mobil BMW membuat acara test drive bagi konsumen mereka di Sirkuit Sentul, Bogor, pekerjaan pertama yang dilakukannya adalah membenahi toilet sehingga setara dengan toilet hotel bintang lima, lengkap dengan petugas yang menjaga kebersihan toilet.
Atau ketika perusahaan pembuat mobil Hyundai mengajak wartawan test drive Hyundai Tucson dari Situbondo ke Bali, dengan acara sarapan di Kawah ijen, toilet di beberapa rumah penduduk ditingkatkan hingga menjadi toilet modern. Dan, tentunya dengan air berlimpah.
Jepang diakui sebagai negara yang toilet umumnya paling bersih di dunia. Baik itu di kota besar maupun di tempat-tempat terpencil yang jauh dari mana-mana, toiletnya sangat bersih. Itu tidak mengherankan karena sejak masih kecil anak-anak di sekolah sudah diajarkan untuk menjaga kebersihan toilet. Standar kebersihan orang memang berbeda-beda, tetapi ada satu prinsip yang bisa dipegang. ”Tinggalkan toilet sebersih pada saat Anda masuk.”
Saya ingat pada suatu saat di pusat perbelanjaan Akiabara di Tokyo, Jepang, saya harus ke toilet. Ternyata semua toilet penuh, jadi saya menunggu. Tiba-tiba salah satu pintu toilet terbuka, dan seorang perempuan muda ke luar sambal memberi tanda untuk menunggu sejenak.
Ia mengambil tongkat pel yang terletak di pojokan, dan mengepel tetesan air di lantai toilet. Setelah itu baru mempersilakan saya untuk masuk. Prinsip tinggalkan toilet sebersih pada saat Anda masuk dipegang teguh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews