Saya mendengar dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, pengajuan visa umroh dari Indonesia untuk bulan Ramadan ini mencapai 1 juta paspor!
Selepas Jumatan hari ini di Masjidil Haram, kami bertemu di satu pojok musala hotel. "Saya baru tahu tadi kalau Tomi ikut ke sini," katanya.
Namanya Fuad Hasan Masyhur. Dialah pemilik Maktour, biro perjalanan haji dan umroh yang terdepan di tanah air. Dan saya kali ini menjadi jamaahnya. Tapi sesungguhnya saya sudah lama mengenal lelaki berkulit gelap dan tak banyak bicara ini.
Fuad adalah orang yang begitu pandai berkawan. Pergaulannya terentang luas hampir di semua golongan di tanah air. Ia nyaris dianggap keluarga oleh alm. Soeharto dan anak-anaknya, dulu kerap wara-wiri dengan Amien Rais, sangat akrab dengan Megawati Soekarnoputri, dan juga salah satu sahabat baik Jusuf Kalla.
Apalagi Aburizal Bakrie yang malah menganggapnya malaikat penolong. Ceritanya, saat krisis ekonomi mendera Indonesia -- dunia bisnis terpuruk, nilai tukar rupiah yang turun drastis dari 2.000 rupiah per dolar jadi 16.000 -- dan hutang para pengusaha berlipat ganda, kelompok usaha Bakrie ikut sempoyongan. "Harta saya bukan hanya habis tetapi malah negatif. Saat itu saya lebih miskin daripada pengemis yang paling miskin sekali pun," katanya Aburizal Bakrie suatu ketika.
Saat itulah, Fuad datang mengulurkan tangan nan tak terbayangkan. "Ia membantu dengan uang tunai. Tanpa jaminan!" kata Aburizal. Fuad meminjamkan uangnya -- tunai, mungkin tanpa kuitansi -- ratusan miliar rupiah. Sejak itu, Aburizal dan Fuad adalah dua kawan seiring nan tak terpisahkan.
Begitulah. Fuad boleh dikata contoh pengusaha tahan banting yang merintis usahanya dari jenjang terbawah.
Fuad pada mulanya hanya berjualan tiket, lalu mendirikan biro haji dan umroh bernama Maktour. Setelah Tiga Utama terjungkal oleh terpaan krisis moneter di tahun 1998, Biro Perjalanan Haji Maktour milik Fuad kemudian menjadi yang terbesar di tanah air.
Selama pandemi berlangsung, Maktour dan biro-biro umroh lainnya sempat tiarap. Begitu keran perjalanan ke Arab Saudi dibuka lagi, usaha-usaha umroh di Tanah Air kembali menggeliat. Saya mendengar dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, pengajuan visa umroh dari Indonesia untuk bulan Ramadan ini mencapai 1 juta paspor!
Hari ini, selepas Jumatan di Masjidil Haram, saya kembali bertemu Fuad. Dia masih seperti yang dulu. Akrab dan bersahaja, walau kami sungguh berbeda: ia pemilik Maktour dan saya hanya anggota jamaahnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews