Serangan kasar Ade Armando adalah perkataan Megawati menjalani ‘klenik’ karena dianggap bicara pada Bapaknya, Bung Karno.
Setelah mencoba mengobrak-abrik persatuan di unsur relawan dan PDIP, Prabowo kembali melancarkan strategi devide et impera salah satu kantong politik Ganjar yaitu : PSI. Setelah tahu ada kekecewaan di tubuh PSI terutama Grace Natalie dan Ade Armando terhadap PDIP, Prabowo kemudian menghubungi langsung Grace Natalie dan tanpa persetujuan politik kekuatan di bawahnya, Grace seolah-olah terkesan melakukan persekutuan dengan Prabowo tahun 2024.
Tingkah Grace Natalie tentu membawa kekecewaan bagi kader PSI lainnya, karena seperti diketahui hati banyak kader PSI terpaut dengan Ganjar dan anti pada Prabowo yang telah memperlakukan Ahok tidak adil.
Sontak pengunduran terjadi, satu gerbong besar di tubuh PSI dikomandani Guntur Romli menyatakan mundur dari PSI karena ‘pengkhianatan Grace’ terhadap nilai-nilai PSI yaitu : “Menghargai Pluralitas” dan tidak mempermainkan agama sebagai perpecahan politik dan itu yang selalu dipermainkan kubu Prabowo dua kali 2014 dan 2019 saat menghadapi Jokowi juga sekali saat menghajar Ahok di 2017.
Kini tingkah laku politik Prabowo yang selalu membawa perpecahan seperti dulu membangkitkan sentimen agama kini membawa perpecahan justru di tubuh pendukung Jokowi.
Strategi utama Prabowo 2024 adalah memecah belah pendukung Jokowi sama persis apa yang dilakukan sebelumnya memecah belah sentimen agama yang dikaitkan politik.
Guntur Romli melihat Prabowo adalah antitesis dari nilai-nilai Jokowi. Apa yang dilakukan Grace Natalie juga menyakiti perasaan suku Tionghoa di Indonesia yang mengalami korban kekerasan politik di tahun 1998, sementara Prabowo sampai saat ini masih dituding dibalik kekerasan 1998.
Apakah keluarga korban pembunuhan, pemerkosaan dan segala macam kekerasan 1998 bisa menerima kompromi Grace Natalie terhadap Prabowo?
Belakangan ini kita menyaksikan banyak sekali pemimpin-pemimpin muda di PSI mengundurkan diri dari PSI, sebenarnya apa problem-nya. Inti dari masalah PSI adalah justru gaya kepemimpinan Grace Natalie yang kerap mengambil keputusan sendiri termasuk melakukan menyikut partai pendukung Jokowi termasuk PDIP.
Di balik benak strategi politik Grace Natalie dengan mendowngrade PDIP maka PSI akan berkibar tapi di sisi lain kerap meminta bantuan PDIP termasuk saat PSI terancam tereliminasi KPU untuk 2024, PSI meminta bantuan PDIP untuk meloloskan dirinya untuk 2024 dan itu berhasil, tapi setelah itu lupa kemudian menyerang PDIP kembali. Kini yang diperintah Grace menyerang PDIP adalah Ade Armando.
Serangan kasar Ade Armando adalah perkataan Megawati menjalani ‘klenik’ karena dianggap bicara pada Bapaknya, Bung Karno. Padahal apa yang dilakukan Megawati adalah nasihat dari KH As’ad Syamsul Arifin sebelum tahun 1990, atau oleh Bung Karno disebut Kyai Kapas yang saat bertemu Kyai Kapas, menyebut Bung Karno dan Megawati akan meneruskan cita-cita Bung Karno. Bahkan Kyai Kapas berpesan : “Anakku, jika kamu kesulitan sesuatu, jangan ragu-ragu memohon pertolongan Allah SWT dengan nyekar ke makam Wali dan Bapakmu” Perkataan Kyai Kapas ini harus dimaknai spiritual apalagi sebagai orang Jawa yang penuh dimensi memaknai sesuatu tapi oleh Ade Armando dikata-katain singkat “Klenik”.
Kenapa Grace Natalie begitu kuat di PSI, karena sosok Grace Natalie adalah satu-satunya penghubung pendanaan besar untuk PSI utamanya dari kelompok bisnis Djarum dan Gajah Tunggal.
Tapi kekecewaan banyak anggota PSI dibawah apalagi setelah membelot ke kubu Prabowo meninggalkan Ganjar maka umur kekuasaan Grace Natalie di PSI tinggal tunggu waktu ada barisan anak muda di tubuh PSI yang paham nilai-nilai PSI bisa mengkudeta Grace dari PSI. Dan bila itu terjadi Grace sudah menggali lubang kuburan politiknya sendiri dengan bersekutu pada Prabowo.
Time Will Tell, waktu yang akan menjawab.
Anton DH Nugrahanto
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews