Partai Gelora tidak akan terseret pada narasi perpecahan dan pembelahan nasional, tapi kami tetap akan kritis kepada siapapun
Partai Gelora bukan partai penguasa juga bukan partai oposisi.
Kami konsisten ingin menawarkan ide ide baru dalam bingkai arah Baru Indonesia dalam menatap demokrasi yang lebih kuat kedepannya.
Usulan Fahri Hamzah agar MPR dibubarkan saja sudah tepat, jika melihat realitas bahwa MPR sekarang memang tidak punya kerjaan.
Partai Gelora ingin membuka mata rakyat bahwa konstitusi negara kita perlu ditegakkan dengan jujur agar lebih efesien.
Partai Gelora konsisten dengan narasi membenahi sistem politik dan tatanegara yang saat ini banyak diakalin oleh penguasa. Yang rakyat awam tidak paham beginian.
Bambang Soesatyo (Bamsoet) baiknya memang menjadi ketua MPR terakhir. MPR harus segera dibubarkan karena tidak bermanfaat lagi.
Jika ada politisi PDIP yang merasa gerah dengan usulan Fahri Hamzah, itu hanya karena yang bersangkutan sedang mempertahankan posisinya dan gaji bulanan nya saja.
Jadi, jika partai Gelora masuk Senayan apalagi menjadi partai papan tengah atau atas suatu saat. Fokus besar kami adalah melakukan reformasi politik, hukum, konstitusi, dan ketatanegaraan. Agar demokrasi kita semakin kuat dan sehat.
Partai Gelora tidak akan terombang ambing dalam posisi Oposisi atau tidak. Partai Gelora lebih fokus pada fungsi yang substansial bukan pada label label oposisi yang ompong.
Partai Gelora tidak akan terseret pada narasi perpecahan dan pembelahan nasional, tapi kami tetap akan kritis kepada siapapun.
Nalar kami adalah nalar rakyat, lisan kami adalah lisan rakyat.
Inilah yang kami sebut dengan politik narasi dan gagasan. Karena dari titik ini kita mampu mengubah wajah demokrasi Indonesia yang lebih efesien, efektif, dan lebih substantif.
Gelorakan Semangat Indonesia!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews