Muncul Klaster SMAN Taruna Nala, Kepsek Harus Bertanggung Jawab

Gubernur Khofifah sendiri sudah menginstruksikan Satgas Covid-19 Jatim segera melakukan penanganan atas munculnya klaster SMAN Taruna Nala.

Senin, 7 Desember 2020 | 13:45 WIB
0
289
Muncul Klaster SMAN Taruna Nala, Kepsek Harus Bertanggung Jawab
Siswa SMAN Taruna Nala sedang jalani tes Swab, Senin (7/12/2020). (Foto: Istimewa)

Sabtu, 5 Desember 2020, tersiar kabar, Tim Tracing Satgas Covid-19 Jawa Timur pada Minggu (6/12/2020) melakukan swab massal terhadap siswa SMAN Taruna Nala Jatim. Tapi, belakangan swab itu dilakukan pada Senin (7/12/2020).

Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut adanya 4 siswa Taruna Nala yang telah dinyatakan positif Covid-19 oleh Puskesmas Arjowinangun, Kota Malang. “Besok saja (Minggu, 06/12) kita lakukan (swab),” kata dr. Kohar Hari Santoso.

Ketua Tim Tracing Satgas Covid-19 Jatim itu menyampaikan rencana ini di Gedung BPSDM Jl Kawi Malang, Sabtu (05/12/2020). Menurut dia, andaikata jumlahnya tidak terlalu banyak maka swab bisa digelar, Sabtu sore.

Tetapi, karena jumlahnya di atas 100 orang maka pihaknya perlu persiapan khusus. “Saya kondisikan dulu semuanya. Tenaga medis dan peralatan untuk swab, Minggu besok,” janji Dokter Kohar di depan Wakil Walikota Malang Edi Sofyan.

Menurut Dirut RSSA Malang itu, pihaknya juga harus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk masalah ruang isolasi. Apalagi kondisi rumah sakit rujukan Covid-19 di Malang sudah penuh semuanya.

Melansir NewMalangPos.id, Minggu (December 6, 2020), sebagai alternatif, lanjut Dokter Kohar, jika ditemukan siswa yang positif, maka langsung dilarikan ke RS Lapangan yang akan diresmikan, Minggu (6/12/2020).

“Makanya, saya perlu persiapan dan koordinasi dengan semua pihak,” ungkap Dokter Kohar. “Swab sepenuhnya menjadi ranah Satgas Covid-19 Jatim. Tapi, kami sudah minta agar SMA Taruna Nala segera menghentikan aktifitas belajar mengajar,” tegasnya.

Ditemukannya 4 siswa Taruna Nala yang positif Covid-19 itu setelah adanya laporan Camat Kedungkandang, Kota Malang.

Sebelumnya, Plt Kadinkes Kota Malang Sri Winarni melaporkan kondisi di SMAN Taruna Nala kepada dr. Kohar Hari Santoso selaku Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim.

Sri Winarni didampingi Edy Sofyan. Mereka bertemu di Gedung BPSDM Jl. Kawi Malang dalam acara Sosialisasi dan Koordinasi Forkopimda Jatim bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terkait Covid-19 yang angkanya terus naik di Malang Raya.

Meski ada kebijakan dari Mendikbud Nabiel Makarim agar melakukan Sekolah Daring sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Namun, Kepsek SMAN Taruna Nala Hari Wahjono setelah ada “persetujuan” orangtua siswa, membuka sekolah tatap muka.

Tahun ajaran baru telah dimulai sejak Senin (13/7/2020). Saat itu, para siswa SMAN Taruna Nala melakukan karantina yang berlangsung selama 14 hari. Sebelum karantina, mereka telah melakukan rapid test.

“Pada prinsipnya masa karantina ini 14 hari. Yang pertama kemarin sudah rapid. Nanti 7 hari lagi rapid, hari ke-14 rapid lagi. Sebelum masuk asrama juga di-rapid. Jadi, kita betul-betul melaksanakan protokol kesehatan," ujar Hari Wahjono saat itu.

Tak hanya siswa saja, guru-guru dan kepala sekolah pun wajib melakukan rapid test. Menurut Hari Wahjono, seperti dikutip MalangTIMES (Jul 14, 2020 13:55), sejauh ini hasilnya semua non reaktif.

Berbeda dengan sebelum adanya Covid-19, dulu per kamar di asrama itu ditempati hingga 10 orang, saat ini dibatasi menjadi separuhnya, yakni 4-5 orang.  

“Jadi, nanti bertahap. Jumlah siswa kita 509 orang. Ini kita masukkan 200 dulu. Ini sesuai dengan permintaan orang tua. Kami menyebarkan angket,” katanya.

Sementara itu, sisanya melakukan pembelajaran secara daring. Soal pembelajaran, jamnya kini berkurang hingga pukul 12.00 saja. Selanjutnya, olahraga untuk menumbuhkan semangat ketarunaan dan kedisiplinan siswa.

Sementara untuk konsep daring, siswa tetap menjalani proses pembelajaran dengan memakai seragam sekolah. Mereka juga harus menunjukkan video latihan fisik.

“Ada semacam latihan fisik dan sebagainya. Walaupun di rumah ketarunaan tetap melekat. Kita ini punya kurikulum yang berbeda dengan sekolah lain, kurikulum Bela Negara dan Kemaritiman,” tegas Hari Wahjono.

Menyusul munculnya Klaster Taruna Nala itu, Kepsek Hari Wahjono langsung mengirim Surat Penting kepada Orantua/Wali Siswa.

Sehubungan dengan informasi yang berkembang terkait kondisi peserta didik di SMAN Taruna Nala, program in class tahun pelajaran 2020/2021, SMAN Taruna Nala telah memberikan penanganan terkait kondisi yang ada.

Adapun tindakan-tindakan yang telah diambil oleh sekolah adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran secara in class dimulai sejak tanggal 13Juli 2020 melalui proses penjaringan angket pilihan layanan pembelajaran. Orang tua dan peserta didik diminta untuk memilih layanan pembelajaran yang dpilih (tatap muka secara langsung ataukah online).

2) Dari hasil angket, ada 421peserta didik dari total 504peserta didik yang memilih layanan pembelajaran tatap muka langsung (in class).

3) Layanan pembelajaran in class diawali dengan tes rapid dan kegiatan karantina selama 14 hari di LANAL.

4) Sebelum peserta didik kembali ke lingkungan sekolah dan asrama, sekolah kembali memberikan tes rapid baik untuk seluruh peserta didik maupun tenaga pendidik dan kependidikan.

5) Dalam pembelajaran pada bulan Juli s.d awal Desember 2020, peserta didik dalam kondisi sehat dan terkontrol sesuai protokol kesehatan.

6) Seluruh fasilitas dan pelaksanaan pembelajaran juga telah dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan di era New Normal, penyemprotan tempat belajar dan tinggal dilakukan secara berkala, asupan makanan dan gizi diperhatikan, jumlah peserta didik per kamar dan kelas dibatasi, pengaturan jarak saat makan, beribadah dan pelaksanaan aktivitas lainnya, jam pembelajaran dan kegiatan pengasuhan diatur ulang, penerapan 3M, serta pelaksanaan tes rapid secara berkala.

7) Kamis, 3 Desember 2020 sekolah mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin bagi seluruh peserta didik. Dari hasil pemeriksaan, terdapat keluhan dari seorang peserta didik. Yang bersangkutan menunjukkan gelaja-gejala yang mengarah pada ciri-ciri penderita Covid-19, yaitu hilang sensitifitas penciuman dan rasa.

8) Tindakan pertama yang dilakukan oleh sekolah adalah memeriksakan peserta didik tersebut bersama 4 (empat) orang peserta didik lain yang merupakan teman satu kamar ke BK Lanal (Balai Kesehatan pangkalan TNI AL). Tes yang diberikan untuk 5 (lima) peserta didik tersebut adalah Swab antigen. Dari hasil tes tersebut, diperoleh hasil 4 (empat) orang terindikasi reaktif dan 1 (satu) orang menunjukkan hasil samar.

9) Berdasarkan hasil tersebut, sekolah membawa 5 (lima) peserta didik tersebut ke RS AL untuk menjalani Swab PCR. Selama menunggu hasil Swab PCR keluar, kelimapeserta didik diisolasi di klinik SMAN Taruna Nala Jawa Timur.

10) Pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, pukul 09.00 WIB, hasil Swab PCR untuk 5 (lima) peserta didik keluar. Dari hasil tersebut diketahui 4 (empat) peserta didik dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, dan 1 (satu) orang dinyatakan negatif.

11) Menanggapi hasil tersebut, sekolah melakukan mitigasi berupa penyisiran kepada seluruh peserta didik untuk memetakan dan mengidentifikasi keluhan-keluhan peserta didik dengan gejala sakit, seperti flue, pilek, demam,hilang sensitifitas penciuman dan rasa, dll.

12) Dari hasil penyisiran, pemetaan dan investigasi sementara yang dilakukan oleh sekolah, ditemukan55 peserta didik dengan gejala sakitsebagaiman tersebut di nomor 11. Untuk selanjutnya, ke-55 peserta didik tersebut untuk sementara ini dipisahkan dari peserta didik lain yang tanpa gejala.

13) Langkah sekolah selanjutnya, pada hari Sabtu, 5 Desember 2020 sekolah melakukan koordinasi dengan tim gugus Covid kecamatan dan provinsi.

14) Hasil koordinasi yang langsung disampaikan kepada Ibu Gubernur, pada hari Minggu, tanggal 6 Desember 2020 tim gugus Covid provinsi meninjaklanjuti untuk tracing ke sekolah untuk melakukan koordinasi dengan sekolah dan melihat kondisi sekolah, serta untuk memberikan arahan untuk langkah selanjutnya yang dapat diambil oleh sekolah.

15) Dari hasil koordinasi tersebut, diputuskan oleh tim gugus Covid provinsi untuk dilakukantes Swab PCR untuk 55 peserta didik dengan gejala sakit. Sedangkan untuk peserta didik lainnya menunggu arahan dan instruksi lebih lanjut dari tim gugus Covid provinsi.

16) Tes Swab PCR akan dilakukan pada hari Senin, tanggal 7 Desember 2020.

Menyusul adanya konfirmasi positif Covid-19 atas 4 siswa atau peserta didik SMAN Taruna Nala itu, seorang wali siswa Aryo Purboyo asal Blitar kemudian mengirim surat ke Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Menurutnya, adanya berita konfirmasi positif atas 4 siswa Taruna Nala pada 5 Desember 2020 itu menandakan pengawasan kedisiplinan para siswa tidak berjalan maksimal seperti dijanjikan pengelola SMAN Taruna Nala dan nyata-nyata terjadi kelalaian atas keselamatan dan kesehatan para peserta didik SMAN Taruna Nala.

Jika mengacu pada protokol kesehatan, seharusnya segera dilakukan tindakan penutupan sementara lokasi yang diduga sebagai episentrum Covid-19 untuk dilakukan tindakan medis lanjutan dan seluruh penghuni lokasi tersebut menjalani tes medis (Swab) yang hasilnya menjadi pertimbangan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

“Dengan analogi bahwa mereka yang dindikasikan dan/atau terkonfirmasi positif mengidap virus itu menjalani isolasi dan mereka yang terkonfirmasi negatif seharusnya dapat dipulangkan kembali ke rumah masing-masing,” tegas Aryo.

Diakuinya, sudah terjadi tindak lanjut atas penanganan Covid-19 di SMAN Taruna Nala atas instruksi Gubernur Khofifah, dengan adanya pelaksanaan tes swab kepada para siswa secara bertahap pada tanggal 6 dan 7 Desember 2020.

“Meski dalam kenyataan di lapangan masih terlihat sikap pihak sekolah yang slow respon, para orang tua siswa menghaturkan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya,” ujar Aryo mengapresiasi sikap Gubernur Khofifah itu.

Sikap pengelola sekolah yang cenderung defensif, kurang bertanggung jawab dan kurang berkenan bekerja sama dengan para orangtua siswa dengan kesan menutup akses informasi perkembangan situasi di lingkungan sekolah membuat mereka kecewa.

Apalagi, pengelola sekolah memilih meneruskan kegiatan belajar-mengajar secara offline, sehingga menimbulkan kekhawatiran, keresahan dan kemarahan dari para orang tua peserta didik dan menginginkan putera/puteri mereka pulang ke rumah.

“Serta mengalihkan kegiatan belajar-mengajar dari offline menjadi online, dengan tujuan ikut serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ekspresi tersebut dapat dilihat melalui aplikasi media sosial milik para orang tua peserta didik,” kata Aryo.

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dan berlandaskan pada prinsip: Tidak Ada Anak Buah Yang Salah dan Kesalahan Berasal dari Pimpinannya, maka Kepala Sekolah SMAN Taruna Nala harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya.

Kepsek SMAN Taruna Nala dinilai lalai terhadap keselamatan dan kesehatan para peserta didik. “Kami berharap ada kebijakan Ibu Gubernur Jatim untuk segera melakukan tindakan Pembinaan kepada Kepala Sekolah SMAN Taruna Nala,” ungkap Aryo.

Gubernur Khofifah sendiri sudah menginstruksikan Satgas Covid-19 Jatim segera melakukan penanganan atas munculnya klaster SMAN Taruna Nala.

***