GARBI bukan Zona Nyaman

Garbi adalah wadah pemikiran dan gagasan menuju negara, kita harus paham dengan baik, bahwa tidak ada entitas politik yang besar dengan mindset adem ayem.

Rabu, 16 Oktober 2019 | 17:54 WIB
0
397
GARBI bukan Zona Nyaman
Anis Matta dan Fahri Hamzah (Foto: Merdela.com)

Kalau ada yang berpikir bahwa di Garbi nanti tidak ada konflik, adem ayem, tidak ada political interest dan conflict of interest, maka itu keliru.

Kalau ada yang beranggapan bahwa Garbi adalah zona nyaman, tenang dan teduh, tidak ada gejolak dst dst, maka itu salah besar.

Garbi bukanlah zona nyaman, Garbi bukan sebuah pohon yang rindang penuh kesejukan dan kenyamanan nantinya dalam makna sempit.

Garbi adalah wadah pemikiran dan gagasan menuju negara, kita harus paham dengan baik, bahwa tidak ada entitas politik yang besar dengan mindset adem ayem.

Garbi adalah wadah baru menyalurkan berbagai ide ide segar dalam bernegara, berbangsa dan berpolitik, maka konflik adalah teman dekatnya.

Garbi adalah wadah narasi pergerakan dan milestone menuju negara madani yang sebenarnya, maka ini adalah tugas besar, dan kerja besar tidak akan jauh jauh dari yang namanya konflik dan masalah.

Garbi adalah entitas baru yang ingin fokus ke hal hal besar dan fokus mencari solusi bagi bangsa ini kedepan, maka semakin besar cita citanya akan semakin besar juga konflik yang akan menyertainya.

Garbi ditakdirkan lahir di indonesia, sebuah bangsa dengan masalah yang complicated dan beragam, Garbi ditakdirkan untuk lahir dan memikul beban besar bangsa ini, beban ini diserahkan tentu kepada yang Allah anggap sanggup memikulnya, maka mari kita terus memantaskan diri untuk memikul beban beban berat tersebut.

Yang membedakan Garbi dengan yang lain nanti hanya soal manejemen konflik, tatakelola organisasi yang modern, mindset pos islamis yang bukan hanya diatas kertas.

Yang membedakan Garbi dengan yang lain nanti adalah apa yang dicita citakan dan cara mencapai cita cita itu, cara cara menanggulangi konflik dan kecerdasan menyelesaikan masalah (Adversity Quotient) lalu bergegas melompat menuju entitas besar dan berpengaruh.

Yang membedakan Garbi dengan yang entitas lain nanti adalah pola pikir, pola kerja, midset follower nya, dan sejauh mana dalam memahami paham politik pos islamis dan belajar cepat agar bisa memahami dan beradaptasi dengan isme ini.

Saya sudah banyak menulis tentang gagasan gagasan politik pos islamis dalam berbagai kesempatan baik medsos maupun di dalam banyak seminar seminar . mindset nya, ideologisnya, pola kerjanya, dst dst.

Maka kalau kita memahami dengan baik tentang gagasan ini, kita akan paham bahwa cita cita garbi ini besar, goal nya jelas, orientasinya terang, dan view nya jauh kedepan, semakin besar sebuah gagasan maka akan semakin besar potensi konflik didalamnya, itu sudah sunnatullah.

Oleh sebab itu, gagasan gagasan besar ini tidak akan mempu dipikul jika pola mindset kita masih terkungkung dengan masa lalu, perasaan sakit hati, pondasi lemah bernama lack of knowledge, dan mental mental yang bukan mental petarung.

Oleh sebab itu, semua syarat nya harus dipersiapkan sejak dini, perencaanaan yang baik, mindset yang benar, ilmu yang cukup, pengetahuan yang memadai, serta mental yang sudah di setting agar siap menuju arena pertempuran gagasan.

Oleh sebab itu, kita semua harus belajar cepat, beradaptasi dengan kondisi, membuka diri, mengepakkan sayap selebar mungkin, dan disaat yang sama mau membuka mata dan telingan lebar lebar agar kita bisa melangkah lebih baik dari sebelumnya.

Oleh sebab itu, semua pilar dan tahapan menuju praktek gagasan negara madani harus dipahami peta jalan nya dengan baik, lalu mengkonsolidasikan semua aset SDM dan semua aset aset lain agar gagasan ini menuju tataran praksis dan jalan yang lurus.

Konflik dan masalah adalah sunnatullah, perbedaan pendapat adalah sesuatu yang lumrah dan normal, gagasan Garbi bukanlah gagasan sempit, bukan gagasan sektoral, bukan gagasan temporal, maka sekali lagi kita harus sudah selesai dengan diri sendiri sebelum beban berat itu akan kita pikul bersama.

Bahu membahu dan saling support atas dasar mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, mengutamakan nasib bangsa diatas kepentingan golongan, dan saling support dalam memajukan bangsa kedepan.

Jika kita berhasil menerjemahkan gagasan gasan besar ini dengan baik, dalam teori maupun praktek, maka insyaAllah gagasan negara inilah nanti yang akan unggup dan memimpin entitas politik lain di negeri ini dengan izin Allah.

Tengku Zulkifli Usman.

***