Waktu untuk bersih-bersih diri dari "noda politik" lama masih cukup ada. Semua berpulang kepada Sandiaga sendiri, mau atau tidak melakukannya!
Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan ingin rehat alias istirahat sejenak dari aktivitas politik, termasuk urusan kepartaian, usai pesta demokrasi Pilpres 2019. Katanya ia ingin kembali fokus mengintensifkan program ekonomi kerakyatan dan menyebut istirahatnya itu sebagai "soft landing". Menuruti kehendak emak-emak, Sandiaga berencana mengembangkan Oke Oce.
Meski program Oke Oce yang dirintisnya sejak Pilkada DKI Jakarta menemui jalan buntu kalau tidak mau dikatakan mangkrak di mana-mana, tetapi setidaknya niat rehat dan menjahui politik meski cuma sejenak akan baik bagi Sandiaga untuk memulihkan bekas jejak digitalnya semasa Pilpres 2019 di mana dia mencoba meraih peruntungan sebagai cawapres dengan berpasangan dengan capres Prabowo Subianto.
Jejak digital memang menyebalkan. Semua rekaman tingkah dan polah politik Sandiaga akan dengan serta-merta dimunculkan kembali jika keadaan memaksa. Sejatinya Sandiaga telah berinvestasi dengan majunya dia di kontetasi Pilpres 2019 yang tidak semua orang bisa melakukannya. Namun apa boleh buat, investasinya di bidang politik beraura negatif, kecuali tentu di mata para pendukung fanatiknya.
Jejak langkah digital yang bisa dimunculkan kembali dan akan menjadikan Sandiaga seperti "yesterday afternoon politician" itu adalah "tempe setipis ATM", "rambut pete ala Bob Marley", "melangkahi kuburan", "menelpon menggunakan tempe", "melayat orang meninggal mengenakan training spak ketat", "asal sebut nama saat debat", dan terakhir "ogah memberi selamat kemenangan kepada Jokowi-Ma'ruf".
Semua tingkah-polah politik yang terstruktur ini saat dimunculkan kembali akan terasakah aura negatifnya, sebab semua terekam dalam ingatan kolektif publik. Siapapun lawan politik Sandiaga kelak jika ia mencalonkan diri sebagai presiden atau (masih) wakil presiden, jejak digital ini akan diputar ulang dan disebar kembali melalui media sosial, setidak-tidaknya dibikin narasi dengan kemasan baru.
Dengan modal/kapital yang tebal, juga termasuk golongan "politisi milenial", Sandiaga berpotensi untuk mencalonkan lagi sebagai presiden atau wakil presiden di Pilpres 2024. Sejatinya, ia harus mampu dan bisa berinvestasi politik selama rentang waktu 5 tahun ke depan.
Namun selagi masih bersama Prabowo Subianto (jika kelak pasangan ini mencalonkan kembali di Pilpres 2024), Sandiaga tetap akan menjadi subordinat kalau tidak mau dikatakan pelengkap-penderita saja. Sandiaga harus naik kelas menjadi calon presiden, tidak harus memikirkan apakah Prabowo akan "nyapres" lagi atau tidak.
Untuk itulah bersih-bersih diri dari tatto politik yang melumuri seluruh tubuhnya perlahan-lahan harus dihapus biar bersih kembali.
Baca Juga: Jika Kalah, Sandiaga Sebaiknya Bergabung di Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin
Caranya bagaimana? Sederhana, yaitu tidak berprilaku dan bertindak-tanduk politik "norak" seperti ketika bersama Prabowo, sebuah tindakan politik tersistematis yang hanya disambut segelintir emak-emak saja, emak-emak yang selalu membayangkan suaminya bisa seganteng dirinya.
Sandiaga adalah orang sukses di bidang bisnis, sebagaimana Presiden Joko Widodo yang juga pengusaha. Orang bisnis itu pandai berhitung cepat, juga dalam hal putusan untuk sebuah tindakan. Hitungannya, lawan-lawannya kelak hanya bekutat di politik seperti Muhaimin Iskandar, Anies Baswedan, Grace Natalie, Agus Harimurti Yudhoyono, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan lain-lain.
Adalah kesempatan emas menjadi antitesa Prabowo Subianto sekarang juga agar Sandiaga bisa "menjual diri"-nya secara politik sambil berinvestasi untuk Pilpres 2024.
Sebut misalnya, jika Prabowo tidak mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf, Sandiaga harus menjadi orang yang pertama mengucapkan selamat. Jika Prabowo tidak hadir di KPU saat pengesahan pemenang, Sandiagalah yang seharusnya hadir. Jika Prabowo menolak bertemu Jokowi, Sandiagalah yang mengambil inisiatif untuk menemui Jokoi-Ma'ruf.
Selain menjadi antitesa Prabowo, modal fulus tebal dan sosok pengusaha sukses inilah salah satu yang harus dijual kepada publik selama 5 tahun ke depan hingga Pilpres 2024. Lupakan masa "jahiliyah" yang membuatnya menjadi sosok yang tidak berkepribadian, sosok yang disetir orang kuat di belakangnya.
Waktu untuk bersih-bersih diri masih cukup lama. Semua berpulang kepada Sandiaga sendiri, mau atau tidak melakukannya!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews