Banda Neira tidak hanya digambarkan melalui uang pecahan saja, namun dikenang melalui Grup musik, lagu, tokoh cerita dan lain sebagainya.
“Gue pengen deh, kalo udah gede nanti pengen ke Banda Neira”
“Emangnya di sana ada apa?
“Ada biru. Lautnya, pantainya, awannya berwarna biru”
Begitulah, penggalan potret percakapan anak muda Ibu Kota jika ditanyai “Lo pengen liburan kemana?”. Tentu tidak ada yang salah akan jawaban tersebut. Namun, timbul pertanyaan “Emangnya di Jakarta nggak ada langit biru?” tentu saja birunya tertutup polusi Kota Jakarta yang kini eksistensinya tidak lagi menjelma sebagai Ibu Kota Indonesia. Banda Neira, memiliki satu tempat tersendiri di hati anak muda, mereka menyebutnya dengan konotasi indah seperti “Surga Kecil di Timur Indonesia”.
Banda Neira simbol estetika anak muda
Terlintas terpikir apa yang membuat Banda Neira se-spesial ini di kalangan anak muda, bahkan istilah pulau ini bukan menjadi pulau yang tidak dikenali, melainkan kini menjelma menjadi tujuan wisata anak muda.
Istilah Banda Neira yang kini dikenal, tampak telah mengalami perubahan dari istilah aslinya yakni Banda Naira atau Banda Tengah. Dikutip dari Wikipedia, Banda Neira merupakan salah satu pulau di Kepulauan Banda sebagai pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Secara administratif, Banda Neira terbagi dalam 12 desa, yakni Dwiwarna, Kampung Baru, Merdeka, Nusantara, Rajawali,Tanah Rata, Lonthoir, Walang, Katoro, Kumber, Selamon, Dender, Waer dan Pulau Hatta. Bahkan tiap nama kecamatannya selalu saja estetik.
Ke-estetika-nya ini, membuat istilah Banda Neira digunakan sebagai nama grup musik “Banda Neira” yang diprakarsai oleh Rara Sekar dan Ananda Badudu yang telah menghasilkan lagu-lagu hits di kalangan anak muda seperti “Sampai Jadi Debu” “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti” “Biru” “Langit dan Laut” dan masih banyak lagi.
Pun selain digunakan sebagai nama grup musik, istilah Banda Neira turut menjadi lokasi cerita dalam beberapa Novel, salah satunya dalam buku novel “Kata” karya Rintik Sedu yang turut menjadikan Banda Neira menjadi salah satu lokasi dalam alur cerita dari novel tersebut.
Selain itu, Sekar Ayu Asmara menggunakan istilah Banda Neira sebagai judul novelnya yaitu “Akulah Banda Neira”
Istilah Banda Neira memang dikenal luas oleh anak muda karena keindahannya yang turut “memanggil” kawula. muda untuk melihatnya langsung.
Fakta Banda Neira
Itulah sepotong surga dari timur yang dibawa melalui artikel ini. Kini, Banda Neira tidak hanya digambarkan melalui uang pecahan saja, namun dikenang melalui Grup musik, lagu, tokoh cerita dan lain sebagainya yang semakin membuat terbayang-bayang akan keindahannya yang eksotis.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews