Seperti biasanya, narasi AS ini langsung disambar gerombolan pekok di Indonesia. Sejak beberapa tahun belakangan ini narasi rasisme ini juga menular ke Indonesia.
Seorang teman menginformasikan. Di AS kini makin tinggi serangan rasial pada warga berwajah Asia. Khususnya yang berwajah Chinese.
Tapi banyak kejadian serangan bukan hanya kepada warga berwajah Chinese. Tetapi juga yang keliatan Asia.
Serangan secara sporadis juga banyak terjadi di Eropa. Meski intensitasnya gak sebesar di AS.
Gak semua masyarakat AS dan Eropa rasis. Masih banyak yang baik dan menunjung nilai kemanusiaan. Mereka juga membenci sikap rasialis. Tapi, harus diakui, belakangan suasana kebencian rasial agak menguat.
Ini mungkin salah satu efek istilah Chinese Virus yang disemburkan Trump. Juga narasi perang dagang yang bernuansa rasis.
AS yang mengagungkan hak asasi manusia, jatuh dalam kubangan rasialisme!
Untuk sementara, pikirkan dua kali apabila kita ada rencana mengunjungi wilaya tersebut.
Dunia makin gila.
Sebelumnya kita muak dengan kebencian agama yang meluluhlantakan berbagai negeri. Ketika ramai kasus Suriah, di Indonesia juga diekspor isu Suni-Syiah. Sampai sekarang masih terus dikumandangkan. Kebencian berbasis agama menghancurkan Timur Tengah.
Kini AS mengkampanyekan narasi rasis, ditujukan pada etnis China. Sebab China bukan hanya sebuah negara. China juga adalah identitas ras. Ketika Trump terus mengeksploitasi hal tersebut, ia sebetulnya juga sedang membangun kebencian rasial.
Seperti biasanya, narasi AS ini langsung disambar gerombolan pekok di Indonesia. Sejak beberapa tahun belakangan ini narasi rasisme ini juga menular ke Indonesia. Kita sering dengar umpatan Cina komunis. Cina kafir dan sebagainya. Itu bukan sporadis. Tapi letupan dari sebuah desain global.
Dan masyarakat kita yang baru jadi mualaf demokrasi ini, selalu jadi mangsa empuk pertikaian dunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews