Calon presiden Prabowo Subianto sering kali mengeluarkan pernyataan bahwa kekayaan bangsa ini dikuasai oleh segilintir elit atau 1% orang (pengusaha). Kata-kata kekayaan dikuasai asing dan mengalir keluar negeri sering keluar dari mulut PS, bahkan seperti mantra yang harus diucapkan berulang-ulang biar manjur dan meresap di hati masyarakat.
Dalam acara yang bertajuk "paradoks Indonesia" di Inna Heritage Hotel, Denpasar Bali Jumat (19/10), Prabowo Subianto mengulangi pernyataannya bahwa kekayaan bangsa Indonesia dinikmati segilintir orang atau orang kaya di Indonesia tidak sampai 1%. Bahkan yang bersangkutan membeberkan data dari Bank Dunia untuk menguatkan pendapatnya itu.
Yang jadi masalah datanya valid atau tidak. Sahih atau dhoif.
"Hasil ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga Internasional yang nikmati kekayaan Indonesia kurang dari 1 persen. Yang 99 persen mengalami hidup yang sangat pas-pasan, bahkan sangat sulit," kata Prabowo.
Menurut asumsi Prabowo kalau kekayaan di Indonesia dinikmati segilinter atau hanya 1% orang, dan sisanya ,yaitu 99 persen diasumsikan mengalami hidup yang serba pas-pasan atau mengalami hidup yang sulit. Tentu Asumsi seperti itu tidak benar dan terkesan menggampangkan dengan menarik kesimpulan seperti itu.
Narasi soal kekayaan negara dikuasai segilintir elit atau hanya 1% orang dan dikuasai asing dan sering diulang-ulang bukan hanya seperti kaset kusut lagi, tapi seperti jembut kusut.
Apakah PS tidak sadar diri atau merasa bahwa segilintir elit atau 1 % orang yang menguasai kekayaan di Indonesia termasuk dirinya?
Apakah ada taipan atau konglomerat di Indonesia yang mempunyai tanah atau rumah seluas punya Prabowo? Sepertinya tidak ada!!
Rumah Prabowo yang ada di desa Bojongkoneng, Hambalang Bogor luasnya mencapai puluhan hektar, hampir mirip luas lapangan Golf. Pintu gerbang utama dengan pintu kayu setinggi mencapai 2 meter. Dari pintu utama menuju rumah utama jaraknya mencapai 500 meter, itu pun dengan jalan yang sedikit menanjak.
Dan fasilitas dalam rumah yang sangat luas termasuk lengkap, ada helipad untuk helikopter pribadi Prabowo, jarak rumah utama menuju helipad termasuk jauh kalau jalan kaki dan biasanya Prabowo menuju helipad naik mobil.
Ada juga tempat atau lahan pertanian yang sangat luas, ada berbagai tanaman sayuran.B ahkan ada lapangan atau pacuan kuda yang jumlahnya puluan ekor dan satu ekor harganya di atas Rp1 milyar.
Tanah atau rumah di Hambalang Bogor yang sekarang Prabowo tempati dibeli pada tahun 2001 dengan luas kurang lebih 24 hektar, tiga tahun setelah diberhentikan dari dinas militer. Yang menjadi pertanyaan: Apakah hanya dari gaji selama dinas militer bisa membeli tanah seluas itu? Kok rasanya tidak atau mustahil, sekalipun PS anak orang kaya sekalipun.
Bahkan adiknya yang juga seorang taipan atau kolengmerat, yaitu Hashim Djoyohadkusumo juga menikmati kemudahan-kemudahan dalam bisnis pada pemerintahan Suharto waktu itu.
Prabowo sendiri juga mempunyai puluhan perusahaan yang bergerak di pertambangan dan perkebunan, bisnisnya juga menggurita.
Jadi siapa yang dimaksud,kekayaan di negeri ini dikuasai segilintir elit atau 1% orang saja?Jangan sampai menunjuk orang atau kelompok dituduh menguasai kekayaan di negeri ini, tapi tanpa sadar dirinya juga termasuk bagian dari segilintir orang itu. Sama saja jarinya menunjuk orang lain, tapi jari yang lain menunjuk dirinya sendiri.
Seorang politisi yang ingin berkuasa wajar kalau suka menjual "kemiskinan dan kesusahan" masyarakat, sekalipun ia sendiri tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang miskin.
Seorang pemimpin harus bisa memberi harapan atau rasa optimisme sekalipun esok hari akan terjadi kiamat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews