Sebaiknya jurubicara G20 adalah setingkat Duta Besar yang mampu menjawab aneka pertanyaan dengan memuaskan secara diplomatis. Atau sekelas Dirjen di Kemlu. Bukan seorang Jontrot.
Maudy Ayunda, yang tidak ada pengalaman sama sekali di bidang diplomatik dan ekonomi, didapuk jadi juru bicara pertemuan G20.
Bloomberg menulis :
Di media briefing pertamanya, dia nampaknya mengabaikan pertanyaan sekitar kehadiran Presdien Putin. Panitia malahan minta wartawan bertanya sekitar pribadinya dia.
Ketika Bloomberg mengirim pertanyaan seputar G20 ke Kementerian Luar Negeri dan Kominfo, pertanyaan tersebut justru diarahkan ke Maudy sebagai juru bicara.
Nah, lo!
Maudy menjawab pertanyaan Bloomberg, bahwa tugasnya sebagai tim juru bicara adalah melaporkan hasil pertemuan G20 yang ada kaitannya dengan Indonesia.
Isu- isu sensitif akan ditangani oleh anggota tim lain.
Jadi menurut saya, fungsi Maudy sekedar Jontrot. Bahasa Betawi untuk menyebut profesi gadis cantik pemanis toko agar laris yang fungsinya mirip SPG di pameran mobil.
Yang kalau ditanya soal mesin, dia akan panggil staff pameran lain.
Kalangan anak muda Indonesia menghadapi angka pengangguran yang tinggi. Lebih dari setengah penduduk Indonesia berusia dibawah 35 tahun.
Angka pengangguran di kalangan muda usia 16 sampai dengan 30 berkisar 14 persen tahun lalu.
Satu diantara lima anak muda kini tidak bekerja atau sekolah. Sebuah gambaran buruk bagi Indonesia yang berambisi menjadi negara berpenghasilan tinggi di tahun 2045.
Dari itu, Bloomberg mengutip pernyataan seorang analis bahwa pemilihan anak muda di lingkaran Presiden Joko Widodo lebih bersifat kosmetik ketimbang diberi peran strategis.
Dari itu, seharusnya Juru Bicara Pertemuan G 20 adalah seorang yang punya pengalaman mumpuni dan berpengalaman luas dalam diplomasi internasional.
Dalam pandangan saya, memang sebaiknya jurubicara G20 adalah setingkat Duta Besar yang mampu menjawab aneka pertanyaan dengan memuaskan secara diplomatis. Atau sekelas Dirjen di Kemlu. Bukan seorang Jontrot. Karena nantinya.. sang Jontrot akan jawab begini:"Oh pertanyaan itu sensitif, Mister. Jadi akan saya serahkan untuk dijawab oleh Bapak atau ibu ini. Saya cuma membacakan agenda meeting dan hasil pertemuan yang sudah disiapkan Panitia."
Jika nanti begitu... opo ora ngguyu kabeh tim media Pakde Biden dan Om Putin...
So,
Masih ada waktu untuk bebenah. Kalau bisa ganti dia. Tapi kalau tetap tidak diganti juga. Waaa..
YNTKTS...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews