Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam akan senantiasa melakukan kegiatan terprogram dengan klasifikasi rutin, unggulan, dan terobosan.
Plagiasi sesungguhnya merupakan perbuatan mengkhianati visi akademik. Hanya saja, kadang tidak dikenal. Sehingga Batasan-batasan yang ada dilanggar.
Begitu pula jurnal yang hanya menerbitkan artikel-artikel original. Padahal, Ketika sudah dipublikasikan di tempat lain, maka itu tidak lagi asli. Melainkan duplikat.
Ini yang menjadi syarat utama sebuah artikel “originality”. Penerjemahan, pengutipan yang tidak sesuai kaedah, dan reproduksi sesungguhnya bukan lagi memenuhi kriteria originality.
Alih-alih mewujudkan novelty, kalau unsur originality sendiri belum terpenuhi.
Ketika sebuah jurnal diterbitkan, keberadaanya akan menjadi dukungan bagi penyelenggaraan pendidikan. Sekaligus akan menjadi daya dukung bagi ekosistem keilmuan.
Kuliah tamu, bagian dari sekian banyak aktivitas yang menjadi tradisi akademik. Sehingga dengan pelaksanaan kuliah tamu, akan menjadi daya dukung bagi pengembangan jurnal.
Laa Maisyir, untuk sekadar menyebut identitasnya, sudah terakreditasi di SINTA. Capaian ini, tidak lagi hanya cukp sampai di situ.
Tetapi juga diperlukan untuk sampai pada status SINTA yang lebih tinggi. Sehingga “gengsi” yang diperoleh dapat mendorong semangat menulis. Walau ini, bukan tujuan utama pengelolaan jurnal.
***
Aspek Teknis
Dilaksanakan dengan media daring, sebanyak 168 orang bergabung. Juga streaming dengan Facebook. Hasil rekaman diunggah ke Youtube.
Diskusi dengan Prof. Dr. Ali Saukah (Guru Besar Universitas Negeri Malang), sekaligus anggota Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP).
Diskusi berlangsung selama 90 menit, dengan materi “Mengenal Plagiasi”. Diskusi ini didasari atas adanya perdebatan terkait dengan tindakan seorang dosen yang melakukan publikasi jamak.
Laporan yang sama diterbitkan majalah Tempo dengan judul “Wajah Kusam Kampus”.
Hanya saja, ini memungkinkan wujud dalam bentuk gunung es. Dimana masalah sesungguhnya lebih besar dan lebih rumit.
Untuk itu, sebagai bagian dari ekosistem keilmuan, Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam melaksanakan diskusi untuk mengidentifikasi kondisi ini.
***
Kolaborasi-Produktif
Laa Maisyir, selama ini masih sebatas menerbitkan artikel jurnal. Maka, 2021 salah satu peta jalan yang dicanangkan adalah dengan turut membentuk ekosistem keilmuan.
Dengan personel yang ada, akan sangat memungkinkan mendorong ini jikalau mengajak mahasiswa.
Komunitas mahasiswa terdekat dari jurusan adalah HMJ. Maka, dengan mengajak HMJ Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar akan memberikan dukungan bagi kesuksesan acara.
Sekaligus, mahasiswa akan turut belajar terkait dengan tradisi keilmuan. Mereka, akan menggunakan kemampuan itu saatnya dalam pelbagai aktivitas akademik. Termasuk juga dalam penulisan skripsi yang merupakan bagian dari kurikulum.
Pesan Guru
Menutup diskusi, secara khusus. Saya memohon kepada Prof. Dr. Ali Saukah untuk memberikan kata penutup berupa nasehat. Terutama bagi saya yang pernah berkesempatan duduk dalam mata kuliah beliau “Evaluasi Pendidikan Bahasa” semasa itu UIN Malang masih berbentuk kelembagaan STAIN Malang.
Prof. Ali dalam bulan ini akan memasuki purna tugas di Universitas Negeri Malang. Namun, bagi saya, dan juga murid-muridnya, beliau “Guru yang Dirindukan”. Dalam perkara metode pembelajaran, beliau memberikan tauladan.
Dalam konteks ini, saya memohon nasihat beliau. Sehingga dalam perjalanan hari ini, juga yang akan datang, ada pegangan untuk menjalani profesi yang sudah dipilih, sebagai dosen.
Saya ketikkan pesan beliau “jangan pernah mau instan” saya artikan bahwa dalam akademikpun tetap saja, ada proses yang perlu dilalui. Dengan demikian, bukan “urusan mau dicap produktif” tetapi yang dilakukan adalah plagiasi.
Jurnal sebagai Ekosistem
Tradisi membaca, menulis, dan meneliti (Minhaji, 2013) menjadi tuntutan dalam pelbagai aspek perguruan tinggi. Ketika menerbitkan jurnal, itu juga yang wujud.
Prof. Ali memesankan bahwa publikasi adalah bentuk tasyakuran atas selesainya penelitian. Sebuah kesyukuran bisa turut berkontribusi dalam keilmuan.
Maka, ada bagian khusus yang perlu diperhatikan setelah membaca, meneliti, dan menulis, yaitu proses publikasi.
Walaupun, publikasi adalah “kebanggaan” dalam dada tetapi tidak bisa dijadikan sebagai tujuan. Itu hanya merupakan bentuk rasa syukur semata.
Terakhir, kuliah tamu ini merupakan perjumpaan virtual, tatap maya. Sebagai metode yang bisa dipilih dalam kondisi pandemi saat ini.
Dengan pelaksanaan kuliah tamu yang terstruktur, akan memberikan daya dukung bagi tradisi akademik.
Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam akan senantiasa melakukan kegiatan terprogram dengan klasifikasi rutin, unggulan, dan terobosan.
Dengan program-program seperti ini, akan bermuara pada perguruan tinggi yang unggul. Termasuk diantaranya mendukung program Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hamdan Juhannis, MA. Panca Cita diantaranya Publikasi yang Aktif.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews