Setiap tindakan pasti ada resiko, Edhy Prabowo sudah menerima resikonya, dan dampaknya diluar dugaannya. Apa yang di lakukan Edhy Prabowo tersebut, dampaknya harus di terima Prabowo.
Salah satu fungsi Partai Politik adalah melahirkan kader pemimpin yang baik. Kader yang baik lahir dari pembinaan, dan keteladanan pemimpin partai yang baik.
Kalau melihat perjalanan karir Edhy Prabowo, jelas dia sudah melalui semua proses itu, dan Prabowo Subianto sebagai pemimpin partai sudah melakukan apa yang seharusnya.
Keberanian Prabowo merekomendasikan Edhy Prabowo, sebagai Menteri KKP pada Presiden Jokowi, pastinya karena sudah mempercayainya adalah sosok figur yang baik.
Apa lacurnya? Ternyata Edhy Prabowo menjadi batu sandungan Prabowo untuk melaju di Pilpres 2024. Ini diluar kalkulasi partai gerindra yang sibuk memainkan politik dua kaki.
Kader-kader Gerindra sibuk nyinyir keluar, khususnya ke pemerintah berkuasa, yang nota bene ada Prabowo Subianto di dalamnya, sehingga lupa melakukan pengawasan kedalam partai sendiri.
Edhy Prabowo sudah ditetapkan sebagai tersangka, apakah isterinya yang juga kader partai Gerindra akan menyusulnya sebagai tersangka? Kemungkinan besar iya, bahkan mungkin akan menyeret kader Gerindra yang lainnya.
Peristiwa ini jelas memiliki dampak politik terhadap Prabowo dan Partai Gerindra. Karpet merah yang terbentang panjang bagi Prabowo, untuk memenangkan Kontetasi Pilpres 2024, bisa jadi tidak sempat dipijak oleh Prabowo.
Begitu juga dengan Partai Gerindra, akan sangat memengaruhi elektabilitas Gerindra dalam Pemilu Legislatif. Dan ini akan sangat menguntungkan lawan politik Prabowo dan Gerindra.
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menyarankan agar Prabowo mundur dari Menteri Pertahanan, juga dari jabatan Ketua Umum Partai. Entah bisikan dari mana sehingga Poyuono bisa memberikan saran seperti itu.
Jelas ada yang menari diatas derita Prabowo dan Gerindra, yang tadinya merasa harapannya tipis sebagai Capres, tiba-tiba merasa kembali mendapat peluang karena adanya peristiwa ini. Terutama yang sudah bergerilya dari sekarang menjelang 2024.
Padahal sudah banyak pihak yang mengingatkan Edhy Prabowo, terutama tentang kebijakan ekspor benih lobster. Namun rupanya iming-iming eksportir lobster lebih menggiurkan dibandingkan warning yang diberikan.
Tadinya saya berpikir, keberanian Edhy Prabowo membuka kembali kran ekspor benih lobster itu sangat berdampak baik bagi negara, ternyata hanya baik bagi pundi-pundi kekayaannya sendiri.
Setiap tindakan pastilah ada resiko, sekarang Edhy Prabowo sudah menerima resikonya, dan dampaknya diluar dugaannya. Apa yang di lakukan Edhy Prabowo tersebut, dampaknya harus di terima Prabowo dan Partai Gerindra.
Mari kita tunggu seperti apa kenyinyiran Fadli Zon terhadap apa yang dialami Edhy Prabowo, apakah dia akan terus nyinyir seperti nyinyirnya pada Pangdam Jaya?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews