Anies akan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kepentingan elektoralnya menuju Pemilu 2024, karena setelah habis masa jabatannya, Anies akan kehilangan panggung politik.
Satu-satunya hambatan Anies Baswedan untuk menuju kursi Presiden, pada Pemilu 2024 hanya Prabowo, itu kalau Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Selebihnya, Anies Baswedan tidak ada lawan.
Seperti halnya Jokowi, saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, semua apa yang dilakukan dan dikerjakan Pemprov DKI Jakarta, adalah panggung politik baginya untuk menuju kursi Presiden, begitu juga dengan Anies Baswedan, tidak pernah kehilangan panggung, meski pun dijegal dengan berbagai aturan.
Saat awal penangan penularan Virus corona, Anies sempat mengeluarkan berbagai pernyataan yang dianggap merusak kondusifitas masyarakat, akibat pernyataannya yang menyebutkan Jakarta dalam keadaan "genting", pola komunikasi Anies tersebut dianggap mengganggu kerja penanganan virus corona.
Sempat diduga Anies memanfaatkan kondisi kepanikan masyarkat, sebagai panggung politiknya menuju Pemilu 2024. Akhirnya pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan terkait komunikasi penanganan virus corona, lewat satu pintu Protokol virus corona.
Aturan dalam kebijakan tersebut, melarang pejabat publik menggunakan narasi "genting", jelas larangan ini menyasar pada Anies, agar tidak lagi memanfaatkan komunikasi penanganan virus corona sebagai panggung politik. Apakah setelah itu Anies kehilangan panggung? Jelas tidak, karena Anies punya banyak panggung politik untuk menuju kursi Presiden.
Penundaan pelaksanaan Balap Formula E, tidaklah menggerus kinerja Anies, karena sifatnya bukan pembatalan, apa lagi dikarenakan adanya penularan virus corona, sehingga penundaan tersebut dianggap sikap antisipatif Pemprov DKI Jakarta, terhadap kesehatan warganya.
Keterlibatan Pemprov DKI dalam penanganan virus corona, dalam membantu pemerintah pusat sangat diapresiasi oleh banyak kalangan, terutama pendukungnya. Terlebih lagi Anies mengeluarkan pernyataan, bagi para korban baik yang baru diduga atau pun sudah tertular virus corona, diwilayah DKI Jakarta, dan tidak ditanggung BPJS, Pemprov DKI Jakarta, akan membiayai secara gratis.
Seperti dilansir Detik.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab untuk biaya penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona. Menurutnya, hal ini dilakukan bila BPJS tidak bisa meng-cover biaya tersebut.
"Kalau sampai BPJS tidak menanggung, nanti DKI kita atur untuk menutup. Jakarta siap jadi backup, kalau sampai ini tidak, ini tidak, maka Jakarta ambil tanggung jawab," ujar dikutip dari video yang diunggah Pemprov DKI saat acara Sosialisasi Pencegahan Pengendalian dan Update Situasi Corona Virus Disease (COVID-19), Kamis (12/3/2020).
Padahal sudah jelas, kalau pengobatan para terduga maupun yang positif Covid-19, sudah diumumkan akan ditanggung pemerintah. Disini jelas sekali Anies secara cerdik memanfaatkan moment tersebut untuk kepentingan elektoral dan politiknya.
Seperti yang diberitakan Kompas.com, Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona Covid-19, Achmad Yurianto, menegaskan bahwa biaya perawatan yang terkait kasus Covid-19 akan ditanggung negara sejak pasien ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
Status ODP adalah status paling awal, sebelum naik ke pasien dalam pengawasan (PDP), suspect, dan positif covid-19.
"ODP, PDP dan suspect (semua ditanggung negara), tapi sepanjang terkait dengan kasus (covid-19) ini," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Ada yang beranggapan Anies menggunakan strategi yang mirip firehose of falsehood untuk memanipulasi atau mengikat pikiran fans militannya, dengan narasi-narasi glorifikasi dan heroism (mencitrakan dirinya pahlawan). Sah-sah saja kalau ada yang beranggapan begitu, karena aktivitas wilayah kerja Anies memang bagian dari kerja politik.
Sampai akhir masa jabatannya sebagai Gubermur DKI Jakarta, semua kebijakan dan program kerjanya yang populis adalah panggung politik bagi Anies. Sudah pasti Anies akan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kepentingan elektoralnya menuju Pemilu 2024, karena setelah habis masa jabatannya, Anies akan kehilangan panggung politik, kalau dia tidak terjun ke Politik praktis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews