Pemerintah berhentilah melakukan blunder, sudah saatnya dengan Covid-19 ini Pemerintah membuktikan kalo pemerintah mencintai rakyat sampai kepada tahap perasaan yang tepat.
Cintamu di uji disaat pasanganmu dalam berada dalam kesusahan.
Begitulah kalimat sering keluar dari mulut seorang sahabat saat kamu curhat seputar tentang cinta kepadanya. Walaupun kadang terdengar seperti angin lalu sih buat kamu, tapi percayalah kata-kata itu memiliki makna yang sangat dalam dan lebih melibatkan perasaan ketimbang perhitungan matematis dari data stastik yang kamu liat di berita-berita tentang corona, atau rumus tekanan dan gaya dalam fisika yang kamu pelajari waktu SMA.
Seorang alhi syaraf dalam bukunya yg berjudul "The Female Brain" membagi otak manusia dalam mengambil keputusan menjadi 3 bagian, yaitu yang pertama adalah "R Complex" atau otak bukti, otak bukti ini selalu menginginkan bukti dari setiap sesuatu agar bisa diyakinkan.
Kemudian yang kedua ada "Neo Cortex" atau biasa yang disebut otak logika, nih otak yang buat lo pinter kek Rocky Gerung, adalah yang selalu memerlukan alasan-alasan yang masuk akal untuk bisa diyakini.
Ketiga adalah "Lymbic System" atau otak perasaan, ya inilah otak kebucinan (budak cinta) manusia yang buat mereka jadi bego, yang di mana otak ini tidak perlu bukti atau alasan, cukup perasaan yang tepat saja, Tapi tentu untuk mencapai level perasaan yang tepat, diperlukan usaha dengan bukti dan Logika yang tepat pula.
Demikan juga yang harus dilakukan pemerintah saat ini, di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini, kita semua sebenarnya tau kalo kondisi semua pihak tidak baik-baik saja saat ini, terutama kita-kita ini yang hanya rakyat biasa. Walaupun Pemerintah juga susah, tapi tidak sesusah mas-mas atau mbak-mbak yang gak bisa makan karena tidak bisa bekerja.
Nah, seharusnya di situlah peran pemerintah menunjukkan bahwa pasangan sejati dari pemerintah adalah rakyat. Apa pemerintah lupa kalo rakyat selalu setia menunjukkan cintanya dengan memilih setiap 5 tahun, membayar pajak, walaupun motornya masih kredit, menaati kebijakan walaupun sesekali khilaf, semua itu adalah bentuk cinta dari rakyat kepada pemrintah dengan harapan untuk kehidupan yg lebih baik.
Sekarang kekasih hati pemerintah itu sedang kesusahan nih, lagi galau, banyak yang gak bisa ngapa-ngapain, sampai ke urusan yang bersifat pribadi, misalnya mau bercinta aja harus online. Ada juga yang tidak cukup uang untuk sudah hanya keperluan perutnya sehari karena kehilangan mata pencariannya.
Nah oleh karena itu sudah tugas dari kekasih untuk membantu kekasihnya yang lagi kesusahan. Sudah saatnya pemerintah sang kekasih rakyat itu muncul menjunjukkan cinta kasih yang lebih serius dan yang lebih baik dari yang selama ini terlihat, cinta kasih yang dapat menyentuh perasaan hati rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang baik-baik untuk keselamatan rakyat.
Break dulu lah selingkuh-selingkuh dengan pengusaha dan mantan-mantan yang dipenjara untuk kepentingan diri sendiri atau golongan-golongan tertentu.
Mungkin ini waktu pemerintah berbenah dan membuktikan kalo orang pilihan yang di terima cintanya melalui proses PDKT masa kampanye itu mencintai rakyat juga, bukan cinta yang hanya apa adanya dan apanya apalagi yang bertepuk sebelah tangan kek lagu-lagu galau atau di drama-drama Korea yang begitu sad (tapi yang ceritanya galau aja) Karena sejatinya, kekasih sebenarnya pemerintah adalah rakyatnya. So sweet..
Cinta itu harus dibangun dengan kepercayaan, begitu kata emak gue, waktu gue curhat gue baru putus sama si Fany anak tetangga sebelah rumah. Jadi membangun kepercayaan rakyat kepada pemerintah adalah hal yang sangat penting untuk keharmonisan hubungan yang disebut Negara ini, terutama saat bencana Covid Kamprett ini, sama halnya dengan membangun kepercayaan dengan pasangan dalam hubungan yang di sebut pacaran atau menikah, harus ada kepercayaan biar langgeng cuy.
Selama ini kepercayaan terhadap pemerintah masih sangat kurang, buktinya kartu pra-kerja di cemooh mulu, terus yang kemarin lagi, Pak Mentri dikecam gara-gara wacana bebasin temen-temennya di penjara, belum lagi hal sekecil perbedaan pulang kampung dan mudik. Hadehhh...
Jadi, pemerintah berhentilah blunder-blunder, sudah saatnya dengan Covid-19 ini Pemerintah membuktikan kalo pemerintah mencintai rakyat sampai kepada tahap perasaan yang tepat dan so sweet banget. Tentunya dengan kebijakan-kebijakan yang tepat juga, bukan yang buat malah curiga bukan juga dengan hoax dan lain sebagainya.
Pemerintah harus benar-benar memikirkan dan ajak konsultasi orang-orang ahli di bidangnya untuk hal ini walaupun beda kubu dengan pemerintah, ahli ya ahli jangan liat kubunya karena ini demi kebahagiaan bersama, pemerintah dan rakyatnya.
Jadi, kami para rakyat biasa menunggu pembuktian cintanya ya ayank beb pemerintah.
Muaachh...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews