Mereka harus kita lawan. Sebab, kekerasan yang mereka tularkan, akan berbahaya bagi masa depan bangsa ini. Sebagai bangsa beradap, mereka inilah sesungguhnya sampah-sampah demokrasi.
Di Menes, Pandenglang, Banten, Menkopolhukam Wiranto diserang seorang tidak dikenal. Begitu turun dari mobil, Wiranto disambut Kapolsek di sana. Tetiba, seorang lelaki membawa gunting menghampiri dan menusuknya.
Ada kabar, Wiranto terluka di bagian perut. Sementara Kapolres terluka di bagian pinggang.
Yang pasti pelaku langsung dibekuk aparat. Ada kabar, pelaku tidak sendiri. Dia hadir bersama istrinya yang juga kedapatan membawa senjata tajam untuk melakukan serangan yang sama.
Kejadian ini sungguh mengerikan. Bagaimana ancaman sudah ada di dapan mata. Peristiwa-peristiwa menyerangan pejabat dan aparat secara terang-terangan adalah teror bagi bangsa ini.
Sebelumnya, kita juga diteror oleh kasus Ninoy. Seorang pegiat media sosial pendukung Jokowi, habis digebuki di dalam masjid. Pelakunya kini sudah digulung polisi. Ada 13 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Peristiwa terjadi di malam 30 September, di mesjid sarang FPI. Wajar saja jika ada yang menyebut, tragedi Ninoy adalah tragedi G30S/FPI.
Pola-pola kekerasan seperti ini, apalagi berkenaan dengan isu-isu politik, pasti bukan soal kriminal biasa. Ini adalah semacam teror yang ditujukan kepada publik. Bukan hanya kepada korban.
Dan polanya akan semakin acak dan brutal. Tidak ada cara lain, gerombolan-gerombolan memuja kekerasan ini harus dilawan dan diberangus. Jangan pernah memberi mereka ruang untuk menakut-nakuti kita. Jangan pernah memberi mereka kesenangan dengan bungkamnya kita.Mereka harus kita lawan. Sebab, kekerasan yang mereka tularkan, akan berbahaya bagi masa depan bangsa ini. Sebagai bangsa beradap, mereka inilah sesungguhnya sampah-sampah demokrasi.
KIta ingat film Joker. Kejahatan bisa terjadi ketika orang baik, salah pengajian!
"Kesenduan bisa terjadi, ketika seorang lelaki salah kamar," ujar Abu Kumkum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews