Masyarakat mengapresiasi Pemerintah yang menunjuk Fientje Maritje Suebu menjadi Duta Besar Indonesia di Selandia Baru. Penunjukannya itu merupakan kebanggaan masyarakat karena ia adalah perempuan pertama asal Papua yang ditunjuk sebagai Dubes sebagai bentuk kepercayaan negara kepada Papua.
Duta Besar adalah jabatan yang terhormat dan penting karena berperan dalam diplomasi antar 2 negara dan menjadi perwakilan Indonesia di negara lain. Selama ini posisi duta besar kebanyakan diisi oleh purnawirawan, profesional, atau orang yang dianggap mampu dalam mengemban tugas mulia tersebut.
Posisi duta besar Indonesia di Selandia Baru (New zealand) diisi oleh Fientje Suebu. Penunjukannya mengejutkan banyak orang karena baru kali ini ada orang asli Papua yang ditunjuk sebagai Dubes, seorang perempuan pula.
Saat perempuan ditunjuk jadi duta besar maka pemerintah benar-benar memperlihatkan prinsip keadilan, bahwa kaum hawa bisa juga jadi pejabat penting dan diberi amanah yang besar.
Fientje Suebu memegang rekor sebagai perempuan pertama dari Papua yang ditunjuk jadi duta besar.
Perempuan kelahiran Sentani ini bahagia karena diberi kepercayaan sebagai Dubes. Ia punya keinginan besar bahwa perempuan Papua bisa berdaya dan mampu menjadi agen perubahan di bidang masing-masing.
Sosok Fientje Suebu pun menjadi buah bibir, tak hanya di masyarakat Papua, tetapi juga seluruh Indonesia. Wanita asli Sentani ini memiliki ayah seorang kepala suku. Ia adalah lulusan Universitas Cendrawasih, Papua dan memiliki 3 orang anak.
Sebelum menjadi duta besar New Zealand, ia bertugas di Kedutaan Besar India, dengan jabatan Deputy Chief of Mission. Fientje Suebu juga telah berkiprah di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) selama 31 tahun.
Saat ada orang asli Papua (OAP) yang ditunjuk jadi duta besar maka menunjukkan perhatian dan kepercayaan penuh pemerintah kepada mereka. Orang Papua juga cerdas dan mampu diberi jabatan penting, karena mereka juga bagian dari Indonesia. Di sini pemerintah mengimplementasikan Pancasila, karena ada prinsip keadilan, ketika tiap orang dari suku manapun bisa dipercaya memegang jabatan besar.
Keberhasilan Fientje Suebu menjadi duta besar di Selandia Baru menyusul keberhasilan dari pejabat-pejabat sebelumnya yang asli Papua, seperti Freddy Numberi yang pernah menjabat sebagai menteri dan Billy Mambrasar yang menjadi staf khusus milenial Presiden Jokowi. Hal ini menunjukkan bahwa orang asli Papua juga bisa berprestasi dan menjadi pejabat pemerintahan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua Mathea Mamoyou menyatakan bahwa dilantiknya Fientje Suebu menjadi Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru bisa meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta Indonesia, khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa. Dalam artian, ketika seorang warga asli Bumi Cendrawasih jadi pejabat, maka para pelajar dan mahasiswa percaya bahwa pemerintah Indonesia bersikap adil, sehingga rasa nasionalisme makin bertambah.Peningkatan rasa kebangsaan sangat penting karena di Papua ada godaan dari kelompok separatis dan teroris yang mengajak masyarakat untuk membelot. Akan tetapi, ketika ada pejabat yang merupakan orang asli Papua, maka kepercayaan dan nasionalisme warga akan naik, karena mereka merasa bangga jadi warga Bumi Cendrawasih. Penunjukan Fientje adalah bukti bahwa Indonesia cinta Papua.
Mathea berharap ketika Fientje Suebu menjadi duta besar untuk Selandia Baru, maka bisa memperkenalkan produk-produk asli Papua ke sana, khususnya kopi. Dengan pengenalan ini maka akan ada hubungan perdagangan yang baik dan ekspor menjadi lancar, sehingga pendapatan petani kopi meningkat.
Fientje Suebu sendiri senang karena bisa menjadi duta besar Indonesia untuk Selandia Baru dan ia berharap bisa mengemban amanah dengan sebaik-baiknya. Dengan menjadi duta besar semoga bisa berkontribusi untuk bangsa dan menjaga hubungan diplomatik dengan Selandia Baru yang lebih harmonis.
Penunjukan Fientje Suebu sebagai duta besar perempuan pertama untuk Selandia Baru adalah sebuah surprise karena ia menjadi orang Papua pertama yang dipercaya menjadi pejabat tinggi di kedutaan. Ketika ada warga asli Papua yang menjadi duta besar maka menunjukkan perhatian pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi menerapkan prinsip keadilan, dari Sabang sampai Merauke.
Rebecca Marian, Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews