Sebagai orang Gunung (mau menyebut "orang utan" ngga enak bersaing sama Ngabalin), saya baru tahu kalau akhir-akhir ini ada tekhnologi untuk memperbaiki suara.
Biasa digunakan para Penyanyi.
Konon suara burung Beo saja bisa semerdu suara Neng Dido.
Kenal Neng Dido kan?
Itu-loh, penyanyi yang judul lagunya kemarin ramai dikibarkan rakyat Indonesia akibat PPKM ala Pak Kowi.
Balik ke cerita Autotune. Saya kira siapapun penemu tekhnologi ini saya akan sangat berterima kasih.
Saya sendiri suka menyanyi. Tapi cuma di Kamar Mandi. Malah sering dapat uang lima puluh ribu dari si Anggrek Bulan dan anak-anak kami. Tapi bukan karena merdunya suara saya, justru uang limapuluh ribunya adalah sogokan biar saya berhenti menyanyi.
Kata mereka sih suara saya fals parah. Mirip suara seekor bebek paling jelek, terus kejepit pintu.
Saya sih ngga marah. Saya jelaskan ke si Anggrek Bulan. Manusia tidak ada yang sempurna. Misalnya saya. Mosok udah ganteng suaranya bagus pulak?
Itu namanya rakus kesempurnaan.
Baiklah. Ada beberapa kaum Adam yang saya tahu sudah ganteng, suaranya merdu pula. Sebut saja Ricky Martin penyanyi Livin' La Vida Loca. Tapi kamukan mesti tahu juga, tunangan si Ricky sama-sama Pria.
Ha..ha..ha...
Terakhir, sebenarnya sih saya mau minta tolong buat para Ilmuawan Penemu Tekhnologi Autotone.
Bisakah kalian buatkan tekhnologi Autothink? Dipasangkan ke manusia, jadi manusianya bisa dibantu berpikir dengan sehat dan jernih.
Pliss, ini permintaan dari kami 250 juta lebih rakyat Indonesia. Kami perlu mendesak minimal 20 saja.
Harga berapa saja kami akan urunan uang recehan. Untuk kami hadiahkan kepada Presiden kami dan jajaran Pejabat Tinggi lainnya.
Terima kasih
#TY
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews