Praktik semacam di Bekasi bisa saja menjadi sebab hengkangnya perusahaan-perusahaan dari Indonesia. Ini ancaman yang sangat merugikan Indonesia yang tengah berupaya menarik investor.
Tak terbayangkan oleh saya. Aparat pemerintahan seperti Wakil Walikota, Walikota dan kalangan aparat lokal Bekasi dibuat malu. Atau, ketakutan dengan kekasaran para preman berwajah sangar. Aparat tampak menenangkan. Sementara perwakilan Alfamart Group gelagapan dipaksa memenuhi tuntutan. Karena jika tidak usaha mereka terancam. Ini sangat membahayakan kehidupan kemasyarakatan.
Untuk itu, Polda Metro Jaya bertindak cepat dan tegas. Peristiwa di balik video tersebut menunjukkan pelanggaran hukum yang akan diselidiki dan ditindak tegas.
"Kami dari jajaran PMJ (Polda Metro Jaya) akan menurunkan tim khusus untuk mendalami kejadian di Bekasi Kota yang kita ketahui videonya sempat viral kemarin," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (4/11/2019).
"Kita akan dalami apakah ada tindakan yang melawan hukum, baik itu secara intimidatif terhadap pengusaha atau masyarakat kemudian juga ada tindakan-tindakan premanisme dalam bentuk apapun, kita tidak akan tolerir," paparnya.
Warganet menjadi ingat kejadian seperti itu ada di Meksiko. Preman mengatasnamakan organisasi massa menekan pengusaha. Waralaba mini market yang sejatinya menghidupi dan menggerakkan ekonomi menjadi target pemerasan.
Tindakan para penjahat lokal itu sangat meresahkan. Lebih gila lagi pemerintah Bekasi menyetujui dan bahkan memfasilitasi tekanan terhadap pengusaha. Ancaman di depan umum dengan divediokan, yang menunjukkan perwakilan Alfamart Group sungguh mengenaskan.
Bagaimana mungkin di depan pejabat dan aparat persetujuan dipaksakan? Pun dia hanyalah karyawan yang keputusannya bukan di tangannya. Ada di manajemen. Gambaran tekanan ketakutan itu sungguh membuat Indonesia malu. Aparat kepolisian harus mengusut tuntas bukan hanya yang kelihatan di permukaan.
Kawasan industri di Bekasi, Kerawang, Purwakarta harus diawasi dan diperhatikan karena praktik semacam di Bekasi bisa saja menjadi sebab hengkangnya perusahaan-perusahaan dari Indonesia. Ini ancaman yang sangat merugikan Indonesia yang tengah berupaya menarik investor.
Kita dorong Polda Metro Jaya juga memeriksa aparat pemerintahan termasuk Walikota dan pejabat Pemda Bekasi selain para preman yang melakukan intimidasi dan memaksakan kehendak. Yang mereka memiliki tujuan membangun gangster dan organized-crimes serta mafia yang akan merusak tatatan kemasyarakatan. Ini harus diakhiri. Bravo.
Polda Metro Jaya. Sikat premanisme yang merusak NKRI.
Ninoy Karundeng
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews