Ada satu cuitan Aa Gym yang selalu diingat netizen disaat musim hujan di Jakarta tiba, dan Jakarta menjadi banjir. Cuitan fenomenal Aa Gym tersebut selalu muncul diberbagai linimasa media sosial.
Cuitan itu manifestasi dari ungkapan perasaannya terhadap situasi dan kondisi Jakarta saat itu, dimana saat itu Jakarta di pimpin oleh Ahok, yang secara karakter terkesan sangat sombong, ujub dan takabur, sehingga Jakarta diberikan ujian dengan banjir.
Atas kondisi itu, maka munculah cuitan Aa Gym tersebut, yang sekaligus merupakan do'anya, semoga Jakarta diberikan pemimpin yang tidak sombong, ujub dan takabur. Maka saat Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, hasil dari Pilkada DKI 2017, sebagian besar masyarakat Jakarta menerimanya penuh dengan sukacita.
Anies dianggap sebagai representasi dari seorang Gubernur seperti yang di doakan Aa Gym, yang tidak sombong, ujub dan takabur, karena Anies terlihat sangat santun dalam ucapannya, tidak arogan seperti Ahok. Sehingga semua sikap dan perbuatan Anies mental berbagai pujian.
Anies memang tidak arogan dan kasar sikapnya seperti Ahok, bahkan Anies membalikkan semua kenyataan yang pernah dilakukan Ahok, Anies juga tidak ingin meneruskan semua kebijakan yang pernah dilakukan Ahok, meskipun dianggap berhasil.
Tidak ada kerendahan hati Anies untuk menerima semua hal-hal yang baik pernah dilakukan Ahok, Anies adalah antitesa Ahok juga Jokowi, yang keduanya adalah Mantan Gubernur DKI Jakarta.
Normalisasi Kali Ciliwung yang sudah dianggap ada hasilnya, diganti Anies dengan Naturalisasi, yang mana Menteri PUPR, Basuki saja bingung seperti apa aplikasinya. Setiap diundang rapat oleh kementrian PUPR, Anies hanya mengutus anak buahnya, dan anak buahnya sendiri tidak bisa menjelaskan seperti apa konsep naturalisasi tersebut.
Tidak adanya kerendahan hati dalam hal kordinasi untuk mengatasi masalah banjir yang dihadapi masyarakat Jakarta, adalah wujud sebuah kesombongan Anies, memang tidak terlihat arogan, tapi Anies punya cara sendiri untuk memperlihatkan arogansinya. Memang tidak arogan seperti Ahok, tapi Anies juga arogan dan sombong.
Anies sangat faham posisinya, sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia memiliki ototitas dalam menentukan kebijakannya, dan pemerintah pusat tidak bisa mengintervensinya. Disinilah muncul anggapan kalau Anies sedang melakukan aksi balas dendam terhadap Jokowi.
Anies bisa dengan sombong menolak semua kebijakan yang pernah dilakukan Gubernur pendahulunya. Bagi Anies tidak ada manfaatnya pembangunan Giant Wall, sehingga pemerintahannya tidak perlu menerukannya.
Bahkan Anies menolak meneruskan proyek reklamasi yang sudah ada sejak jaman Orde Baru.
Anies menolak adanya penggusuran, yang ada cuma penggeseran, meskipun pada akhirnya tetap ada penggusuran, karena konsep penggeseran seperti yang diutarakannya saat kampanye, susah untuk di implementasikan.
Ini semua adalah manifestasi kesombongan dan arogansi dari Anies Baswedan yang tidak terlihat oleh Aa Gym, karena Anies sangat pandai mengemas kesombongan dan arogansinya dengan wajah yang penuh kesantunan, dan tenunan kata-kata yang sangat menghipnotis para pemujanya.
Anies tidak ingin menerapakan rumah susun yang pernah diterapkan Ahok, Anies akan membangun rumah berlapis, yang pada akhirnya wujudnya sama dengan rumah susun. Namun secara peruntukan malah tidak tepat sasaran, karena rumah susun yang dibangun dak terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
Perubahan yang dilakukan Anies agar tidak sama dengan yang dilakukan Ahok hanya dalam penggunaan kata-kata, tidak lebih dari itu, secara wujudnya semua sama dengan yang dilakukan Ahok. Anies malah terkesan lebih sombong dari Ahok, tapi Anies mampu mengemas kesombongan dengan kesantunannya.
Pada akhirnya dalam melihat kenyataan banjir yang dihadapi masyarakat Jakarta, Aa Gym tetap penuh perhatian dengan secara cuitannya, berbeda dengan banjir Jakarta saat dipimpin Ahok. Aa Gym mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi banjir.
"Innalillahi wainna ilaihi roji’un,
Ujian bagi saudara kita Yg sdg ditimpa musibah banjir, semoga dikaruniakan kesabaran&pertolongan Alloh serta dibukakan hikmahnya.
Serta smoga para pemimpin diberi kesungguhan dan jalan keluar agar ujian Yg tak mudah ini kedepan ada solusi trbaik," tulis Aa Gym.
Keberpihakan dan pemakluman Aa Gym sangatlah kentara, beda perlakuannya terhadap Ahok, begitukah sikap seorang ulama.? Mustahil kalau Aa Gym tidak bisa melihat adanya kesombongan dan arogansi Anies sebagai seorang pemimpin.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews