Inilah salah satu solusi atau cara penyerapan anggaran dengan cepat, dan publik harus mengapresiasi Pemprov DKI karena telah menemukan metode penyerapan anggaran dengan cepat.
Anggota DPRD DKI dari Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menemukan kejanggalan anggaran pembelian Lem Aibon sebesar Rp82,8 miliar. Tetapi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menemukan kejanggalan anggaran pembelian pulpen Rp635 miliar, kertas Rp213 miliar dan tinta printer Rp407 miliar dan pita printer Rp43 miliar.
Sebelumnya Anies Baswedan berkomentar bahwa anggota DPRD dari PSI tersebut hanya mencari panggung. Padahal yang sebenarnya terjadi justru Anies Baswedan-lah yang mencari panggung dan memoles diri atau mengumpulkan tabungan politik untuk panggung pilpres 2024.
Bukan itu saja, Anies Baswedan juga menyalahkan gubernur sebelumnya terkait sistem e-budgeting yang dianggap sebagai sumber kesalahan atau ribut soal anggaran. Karena kata Anies harus diinput secara manual.
Mau memakai sistem digital atau e-budgeting tetap memerlukan imput manual sebelum masuk ke dalam sistem.
Memang gubernur yang satu ini gemar mencari-cari kesalahan gubernur sebelumnya. Dengan dalih kesalahan warisan. Dan suka menyalahkan bawahan atau anak buah.
Padahal maksud dari dibangunnya sistem e-planning atau e-budgeting supaya atau untuk menghindari permainan-permainan dalam anggaran yang berunjung korupsi atau mark-up anggaran.
Dan salah satu bentuk partisipasi publik atau masyarakat, maka Pemprov DKI harus melakukan transparansi terkait pengelolan anggaran. Dan salah satunya dengan mempublikasikan supaya masyarakat ikut mengawasi.
Di satu sisi banyak daerah yang kekurangan anggaran daerahnya, tetapi di satu sisi ada daerah yang bingung cara mengalokasikan anggaran karena saking gedenya anggaran daerahnya. Akhirnya menganggarkan sesuatu yang tidak perlu atau menganggarkan dengan nilai yang sangat tidak masuk akan atau fantastis.Dengan cara di mark-up.
Inilah salah satu solusi atau cara penyerapan anggaran dengan cepat, dan publik harus mengapresiasi Pemprov DKI karena telah menemukan metode penyerapan anggaran dengan cepat.
Membangun kota Jakarta tidak hanya dengan kata-kata indah dan manis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews