Kini kursi ketua umum partai Golkar sebagai kendaraan untuk pencapresan di Pilpres 2024 diperebutkan Bambang Soesatyo dan Aiarlangga Hartarto.
Pohon Beringin itu mulai diterpa angin. Anginnya memang masih sepoi-sepoi yang belum bisa menumbangkan pohon Beringin itu. Bisa jadi ini hanya angin tanda pergantian musim atau pancaroba.
Pohon Beringin dalam kepercayaan masyarakat Jawa adalah tempat berkumpulnya "para dedemit". Makanya terkesan angker, karena usianya termasuk panjang dan sangat rimbun. Para dedemit lebih nyaman jadi penunggu pohon beringin.
Dalam partai politik-ada partai yang menggunakan tanda gambar atau simbol pohon Beringin, yaitu Partai Golkar. Partai ini termasuk panjang usianya. Namun begitu, partai dengan gambar pohon Beringin ini mudah diterpa oleh angin. Partai Golkar banyak "dedemit politik" yang kadang malah ingin menumbangkan sampai akar-akarnya terangkat. Namun partai ini tetap kokoh berdiri.
Banyak partai baru muncul-yang sebenarnya juga berasal dari sempalan pohon Beringin ini. Seperti Gerindra, Nasdem, Hanura, PKPI dan partai Berkarya. Mereka ini tokoh-tokoh yang dulunya pernah menjadi penunggu dan berteduh dibawah pohon Beringin.
Nah, sekarang partai Golkar mulai diterpa angin lagi, yaitu perebutan jabatan Ketum Golkar. Antara Bambang Soesatyo yang juga sebagai ketua DPR melawan Airlangga Hartarto yang juga sebagai Ketum Golkar.
Partai Golkar dengan Ketum Airlangga Hartarto termasuk berhasil dalam mempertahankan suara partai Golkar. Dan menjadi peringkat kedua dalam perolehan kursi di DPR atau pileg. Apalagi partai Golkar banyak menghadapi masalah, karena kader-kadernya ada yang bermasalah dengan hukum atau menjadi pasien KPK seperti Idrus Marham yang menjadi Sekjen partai Golkar dan Menteri Sosial.
Tapi rupanya ketua DPR yang juga kader Golkar Bambang Soesatyo ingin adanya pergantian Ketum Golkar. Bamsoet menganggap partai Golkar di bawah Ketum Airlangga Hartarto tidak bisa meningkatkan suara partai Golkar.
Bahkan Bamsoet juga sudah wira-wiri ke tokoh senior partai Golkar. Tentu untuk mendapat restu dan dukungan seperti mendatangi Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung yang merupakan tokoh senior partai Golkar.
Dan sudah ada beberapa DPD II yang mendeklarasikan mendukung Bamsoet untuk maju sebagai ketua umum.
Padahal dulu, Bamsoet bisa menjadi ketua DPR atas persetujuan atau restu Airlangga Hartarto selaku Ketum Partai Golkar. Waktu itu pesaingnya yaitu Agus Gumiwang yang sekarang menjadi menteri Sosial.
Menurut Rizal Mallarangeng, waktu itu sudah ada kesepakatan, bahwa Bamsoet tidak akan maju atau mencalonkan diri sebagai ketua umum partai Golkar karena sudah mendapat jabatan ketua DPR. Tetapi Bamsoet mungkin lupa atau sengaja melupakan diri.
Yaaaah... yang namanya politik, ingkar-mengingkari adalah hal yang lumrah. Sekarang tempe besok dele itu biasa.
Terlebih lagi, majunya Bamsoet sebagai ketua umum Golkar sepertinya dalam rangka maju sebagai capres pada 2024. Dan satu-satunya jalan untuk bisa menjadi capres 2024, ya menjadi ketua umum partai Golkar.
Apakah Bamsoet bisa menjadi penunggu pohon Beringin atau malah akan tersingkir? Pemanasan sudah dimulai.
Kita tunggu, kisah pohon Beringin dengan banyak demit yang bergelayutan di akar gantungnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews