Prabowo harus didampingi orang-orang yang memang menginginkan Indonesia lebih baik, bukan para Benalu yang hanya akan menggantungkan diri padanya.
Resiko seorang pemimpin yang terlalu ingin terlihat dominan, maka orang-orang yang ada disekitarnya hanya tinggal pemujanya, yang memang kebiasaan hidupnya hanya memuja.
Inilah tipikal orang-orang yang cuma Asal Bapak Senang (ABS), dan kelemahan Prabowo dia senang memelihara orang-orang yang seperti itu, sehingga lebih banyak Tim hore dari pada orang-orang yang siap memberikan masukan kepadanya.
Sudah hukumnya, orang yang mabuk ketika disanjung, dia akan melayang, dan akan murka ketika diberikan masukan. Karena disaat dia sedang melayang, dia hanya percaya kepada dirinya sendiri. Setelah jatuh terjerembab, baru dia butuh masukan orang lain.
Kondisi inilah yang sedang dihadapi Prabowo. Dia sedang dipuja sebagai Pemenang Pilpres, dia dipanggil dengan Presiden, dia mabuk kepayang, dia merasa angan-angannya selama ini sudah tercapai, dia tidak bisa menerima kenyataan lain dari itu.
Dan itulah akhirnya, orang-orang disekitar Prabowo bikin survei sendiri, melakukan quick count sendiri, bagaimana pun caranya Prabowo harus terhibur dengan hasil yang mereka ciptakan sendiri.
Pada kenyataannya, hasil survei dan quick count internal itu tidak bisa dijadikan acuan untuk Claim kemenangan, karena penyelenggaraan Pemilu itu diatur oleh sistem, aturan dan Undang-Undang, ada lembaga penyelenggara yang diakui secara konstitusional oleh negara.
Jadi segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan Pemilu, harus mengacu pada aturan dan mekanisme yang sudah diatur oleh Konstitusi.
Apa iya para pakar yang ada disekitar Prabowo Tidak ada yang memberikan masukan.? Atau karena takut tidak diterima Prabowo, dan Prabowo murka.?
Nah inilah yang terjadi, jika seorang pemimpin hanya ingin terlihat dominan, sehingga dia hanya dinina bobokkan oleh orang-orang disekitarnya, semua mekanismes Pemilu dianggap Salah, lembaga survei yang ditunjuk KPU tidak dianggap, lembaga Konstitusi negara tidak dianggap, padahal Ikut Pilpres negara, Inikan arogan sekali.
Apa yang terjadi selanjutnya, orang-orang yang juga kader Partai politik, yang tidak ingin melakukan tindakan yang inskonstitusional, pelan-pelan menjauhi dan tidak ingin terlibat dengan tindakan yang dilakukan Prabowo. Bahkan Cawapresnya Prabowo sendiri, Sandiaga Uno pelan-pelan melipir keluar dengan berbagai alasan.
Terlalu banyak orang-orang yang disekitar Prabowo ingin melihat Prabowo terpuruk, sehingga mereka membiarkan dan menganjurkan Prabowo melakukan tindakan yang Inkonstitusional. Bisa jadi mereka takut sama Prabowo, jadi lebih memilih diam.
Lihat saja Deklarasi Keempat kalinya Prabowo, yang dilakukan di Gedung Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, tidak dihadiri Sandiaga dan petinggi Partai koalisi, karena mereka memang tidak ingin menghadiri seremonial semu tersebut.
Orang-orang yang ingin Prabowo melanggar Konstitusi ini pulalah yang menganjurkan Prabowo untuk tidak melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi, karena memang bukan itu yang mereka harapkan. Mereka ingin Prabowo bertindak secara frontal terhadap lawan, dengan cara itulah mereka bisa mengambil peluang.
Prabowo harus didampingi orang-orang yang memang menginginkan Indonesia lebih baik, bukan para Benalu yang hanya akan menggantungkan diri pada Prabowo, yang tidak ingin sungguh-sungguh ingin melihat Prabowo Lebih baik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews