Kegagalan menjadi menteri pada 10 tahun yang lalu, tidak membuat dia mengintrospeksi diri.
Melihat gaya dan sikap Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait (54) yang tidak mau memasang foto Wakil Presiden Gibran Rakabuming Ara di samping foto Presiden Prabowo Subianto dengan ”alasan yang dibuat-buat” membuat saya menjadi mengerti mengapa Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri enggan mendukung penunjukannya sebagai menteri pada tahun 2014 lalu.
Pada 10 tahun yang lalu, Maruarar Sirait (44) sudah mendapatkan baju putih dari Istana, tetapi akhirnya gagal dilantik sebagai menteri. Dikisahkan, sebelum ke Istana, ia berkunjung ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar untuk menghadap, sebelum ia dilantik sebagai anggota kabinet Presiden Joko Widodo, akrab disapa Jokowi. Namun, Megawati ”tidak mau” menerima dia.
Ia kemudian diminta oleh Presiden Jokowi untuk ke Istana, tetapi kemudian namanya tidak termasuk dalam daftar nama menteri yang diumumkan oleh Presiden Jokowi.
Melihat gaya dan sikap yang diperlihatkan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dengan tidak memasang foto dia di sebelah foto Presiden Prabowo, itu menunjukkan bahwa ia memang belum siap menjadi seorang menteri.
Jabatan menteri yang diberikan Presiden Prabowo kepadanya hanya membuatnya… meminjam istilah Presiden Soekarno, menjadi keblinger… Salah satu di antaranya, adalah sikapnya yang arogan dan cenderung menganggap orang lain lebih rendah daripada dirinya.
Kegagalan menjadi menteri pada 10 tahun yang lalu, tidak membuat dia mengintrospeksi diri dengan bertanya mengapa sampai Megawati Soekarnoputri tidak setuju ia dijadikan menteri oleh Presiden Jokowi?
Kita melihat waktu sepuluh tahun tidak membuat Maruarar Sirait menjadi matang… Padahal usianya akan memasuki 55 tahun bulan depan, tetapi sikapnya sama sekali tidak menggambarkan hal itu. Maaf…
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews