Parasit yang Belum Tumpas Berpeluang Bangkit dan Lebih Ganas

Khawatir nanti sepeninggal Jokowi tidak lagi memerintah, parasit ini berpeluang bisa bangkit lagi dan lebih membabi buta.

Selasa, 6 April 2021 | 13:06 WIB
0
217
Parasit yang Belum Tumpas Berpeluang Bangkit dan Lebih Ganas
Presiden Joko Widodo (Foto: Kompas.co.))

Fenomena Jokowi di mata masyarakat Indonesia seakan tiada habisnya, seperti tetes air dalam kegersangan kehadirannya begitu sangat penting dalam perubahan tatanan pemerintahan Indonesia, baik dari sisi politik, ekonomi hukum dan hak Asasi manusia.

Tidak tanggung-tanggung setelah Jokowi menjabat dua periode sebagai Presiden Republik Indonesia, Indonesia digadang-gadang akan memasuki era emas pada tahun 2045 bahkan diperkirakan akan masuk 10 besar ekonomi terkuat di dunia.

Seperti apa itu generasi emas yang diharapkan tahun 2045? Yaitu Generasi Masa Depan Indonesia. Generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan, memiliki kecerdasan yang komprehensif yakni produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat, sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya dan Berperadaban unggul.

Tentu hal itu bisa terjadi dengan perhatian yang menyeluruh, selain harus diterapkan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi generasi emas 2045, tetapi juga hal itu sangat dipengaruhi oleh faktor siapa pucuk pimpinan pemerintahannya. Jika presidennya yang punya karakter seperti Jokowi kemungkinan besar tidak sulit untuk mewujudkan Indonesia emas tahun 2045.

Seperti kita ketahui bahwa pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Masa Kelahiran di tahun pemerintahan Jokowi mulai tahun 2014-2021 akan berusia 30 dan 25 tahun pada 2045 yang akan datang, di mana mereka pada saat itu akan menjadi generasi muda yang produktif, bersyukur mereka terlahir pada saat pemerintahan Jokowi yang giat giatnya membangun baik fisik maupun mental, bahkan Jokowi mengibarkan program revolusi mental dan juga memberangus para pelaku korupsi.

Jokowi bahkan mengesampingkan soal untung rugi dalam membangun kawasan timur Indonesia, Jokowi hanya memastikan sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia itu terlaksana, pembangunan besar besaran sedang dilaksanakan disana termasuk realisasi jalan trans papua yang bagi pemerintahan sebelumnya seperti kemustahilan namun dengan niat adil Jokowi berhasil membangunnya dan masih terus berlanjut pembangunan sarana dan prasarana lainnya.

Yang menjadi kerisauan adalah masa Pemerintahan Jokowi lebih kurang tinggal 3.5 tahun lagi, undang–undang mengamanatkan saat ini Presiden berkuasa maksimal 2 periode atau dalam kurun waktu 10 tahun. Lalu bagaimana selanjutnya?

Masyarakat Indonesia berharap Jokowi bisa terus memimpin Indonesia, atau minimal menambah 1 periode lagi untuk menuntaskan hal – hal yang sudah digagas dan dikerjakan oleh Kabinet pemerintahan Jokowi, walau Jokowi secara tegas juga telah menolak bahwa dirinya tidak ingin 3 periode karena undang – undang hanya memperbolehkan 2 periode saja.

Hal ini menjadi beban pikiran masyarakat Indonesia, sebab parasit parasit yang selama ini yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Oknum-oknum pejabat yang punya kuasa dan wewenang yang sibuk cawe cawe sana sini demi kepentingan pribadi dan golongan dengan susah payah diberantas Jokowi sepertinya belum tumpas sampai akar akarnya. Khawatir nanti sepeninggal Jokowi tidak lagi memerintah, parasit ini berpeluang bisa bangkit lagi dan lebih membabi buta.

Kita wajib waspada dan jeli menentukan pilihan pemimpin kedepan, mengharapkan Jokowi untuk terus memimpin juga seperti kemustahilan, tugas kita bersama adalah bagaimana caranya mencari, menciptakan dan memilih Presiden seperti karakter Jokowi, karena jika jatuh pada tangan orang yang salah, tidak saja Indonesia 2045 terhambat menjadi Indonesia Emas tapi bisa juga kembali menjadi Indonesia yang paling rasua dan menjadi negara miskin.

Luber Sitanggang

***