Mantap, Amarah Jokowi Semprot Menteri dan BUMN

Saatnya Jokowi melakukan perombakan kabinet, memantau peran BUMN yang sangat penting yang terbukti menjadi bumper kekuatan ekonomi Indonesia yang masih tetap tumbuh positif.

Senin, 29 Juni 2020 | 20:52 WIB
0
229
Mantap, Amarah Jokowi Semprot Menteri dan BUMN
Presiden Joko Widodo (Foto: eranasional.com)

Mantap melihat Jokowi asli. Marah. Suara tertahan. Presiden Jokowi marah terkait dengan upaya penanganan krisis multidimensi. Krisis yang dipicu oleh pandemik Covid-19. Jokowi memberikan peringatan keras karena berbagai kementerian bertindak lamban. Mereka dianggap tidak memiliki sense of crisis, tidak punya sense of urgency.

Presiden Jokowi berkata tegas di depan para menteri yang menganga. Memang banyak kementerian yang tidak bergerak gesit dalam menangani krisis. Bahkan Covid-19 dijadikan tameng untuk tidak bekerja.

Salah satu indikasi birokrasi bobrok terkait dengan penanganan Covid-19 adalah adanya upaya penyumbatan inovasi di sekeliling Presiden Jokowi. Penyumbatan itu terkait dengan pemanfaatan teknologi big data dan inovasi penyaluran dana desa dan bantuan sosial ke masyarakat.

Birokrasi Kementerian Desa, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan menghambat pergerakan penanganan kemiskinan di pedesaan. Upaya Jokowi untuk melakukan inovasi berbasis teknologi internet terhambat oleh kepentingan kolutif yang muncul seperti kasus Belva dan Andi Taufan staff Mileneal Jokowi.

Padahal aslinya Jokowi membutuhkan orang-orang yang mumpuni untuk mengatasi dan memotong jalur pengawasan dan distribusi yang tepat sasaran. Yang terjadi adalah bangunan birokrasi yang membuat semuanya lambat bergerak.

“Bahaya sekali kalau kita berpikir dan bertindak biasa-biasa saja,” kata Jokowi.

Jokowi melihat para menteri dan jajaran dirjen BUMN masih biasa-biasa saja. Padahal suasana krisis. Dia minta belanja kementerian dipercepat. Agar terjadi perputaran ekonomi. Bansos segera disalurkan cepat. Karena menggerakkan ekonomi.

“Stimulus untuk usaha kecil dan menengah segera dikucurkan, agar terjadi peredaran pergerakan ekonomi di masyarakat,” kata Jokowi.

Yang menarik adalah Jokowi tidak melakukan serangan terhadap aparat keamanan, TNI/Polri. Pasalnya dalam pandemik Corona , bersama BIN, mereka banyak melakukan tindakan yang mampu mengamankan situasi. Tidak terjadi kerusuhan, meskipun serangan terhadap Jokowi begitu kuat. TNI/Polri bertindak tegas, cermat, dan terukur.

KASAD Jenderal Andika Perkasa, misalnya melakukan terobosan penanganan virus lewat RSPAD Gatot Subroto. Bahkan sebentar lagi penanganan penyakit khusus melalui teknologi T-cell, sebagai pengembangan lanjutan stem-cell akan diluncurkan.

Tinggal menunggu penembusan dan laporan ke Jenderal Andika Perkasa, untuk memanfaatkan teknologi genome, T-cell, dan stem-cell dalam menangani pasien akut Covid-19 khususnya di bagian jantung.

Menteri Kesehatan Terawan pun ada di garda depan untuk mendorong percepatan eksekusi program di Kemenkes dan RSPAD Gatot Subroto.

Percepatan lainnya yang segera harus dilakukan adalah mengubah berbagai ketentuan terkait BPJS Kesehatan yang harusnya dikontrol oleh Kemenkes. Senyatanya BPJS Kesehatan bukan di bawah Kementerian Kesehatan. Belum lagi persoalan BPOM yang birokratis yang Menteri Terawan tengah berusaha membongkar.

Saatnya Jokowi melakukan perombakan kabinet. Jokowi pun harus memantau peran BUMN yang sangat penting yang terbukti menjadi bumper kekuatan ekonomi Indonesia yang masih tetap tumbuh positif. Negara Barat dan Jepang mengalami kontraksi antara 5-12 persen. Diprediksi China positif 1 persen di tahun 2020 dan Indonesia 2,3%.

Maka menjadi sangat beralasan Jokowi membongkar menteri dan mengamati kinerja BUMN dan menegur Menteri BUMN Erick Thohir jika BUMN tidak jadi lokomotif pergerakan ekonomi. BUMN keuangan dan bank harus proaktif dan adaptif terhadap harapan Presiden Jokowi.

Ninoy Karundeng, penulis

***