Ada "ledakan harapan" pada Prabowo-Sandi yang menghasilkan "ledakan pastisipasi", membuat rakyat rela "berkorban" untuk perjuangan keduanya.
Mengapa saya cenderung tidak terlalu percaya hasil-hasil survey yang memenangkan Jokowi dan cenderung optimis kemenangan Prabowo terbuka sangat lebar? Karena saya melihat, dinamika masyarakat menunjukkan sebaliknya.
Ada antusiasme massa yang luar biasa pada pasangan Prabowo-Sandi! Tidak saja antusiasme untuk hadir dalam setiap kampanye keduanya, tapi beragam bentuk antusiasme lainnya.
Ada banyak kisah mengharukan soal sambutan rakyat ke pasangan ini. Salah satu contohnya adalah antusiasme membuat "spanduk rakyat" yang dibuat dari karung berisi tulisan tangan nomor dan nama Paslon 02. Tidak ada foto atau gambar karena memang tidak dicetak. Sangat sederhana.
Di sebuah daerah di Jawa Tengah, sejumlah petani memodifikasi "kaos" berbahan karung goni bekas pupuk. Karung itu lantas ditulisi kalimat dukungan pada Prabowo-Sandi disertai harapan agar jika menang, pasangan itu memulangkan H4 3R 3S.
Di daerah lain, saya juga menemukan fenomena partisipasi rakyat mendukung Prabowo-Sandi dalam bentuk lain. Sejumlah pendukung membuka sablon gratis bagi rakyat yang ingin menyablon kaosnya agar bergambar Prabowo-Sandi.
Masyarakat pun datang berduyun-duyun membawa kaos sendiri untuk disablon. Luar biasa! Model seperti ini mengingatkan saya pada kampanye PPP di era Orde Baru akhir 70-an. Saya membawa kaos sendiri untuk disablon logo Ka'bah sebagai bentuk perlawanan pada rezim GOLKAR.
Namun partisipasi rakyat yang paling fenomenal dan mengharukan adalah kesediaan rakyat menyumbangkan uangnya bagi Prabowo Sandi!
Tidak saja dari kelas menengah, sumbangan juga datang dari rakyat kecil. Bahkan, anak-anak kecil membuka celengannya dan menyumbang!
(Kabarnya Prabowo dan Sandi sering menangis di mobil setiap habis mendapat sumbangan-sumbangan rakyat ini)
Jika anda membuka tautan video yang saya lampirkan ini, anda mungkin akan merasakan keharuan seperti saya. Betapa, seorang calon pemimpin seperti Prabowo dan Sandi, menjadikan pecinya untuk menampung sumbangan rakyat saat kampanye! Mereka terkesan "nyawer" !
Ini fenomena ganjil yang tak biasa! Di Indonesia, seorang calon pemimpin terbiasa memberi uang pada pemilihnya, bukan justru diberi uang. Namun dalam pemilu ini, tradisi buruk itu didobrak! Rakyat, dari pengemudi Ojol, teknisi bengkel sampai pengusaha memberikan uang pada calon pemimpin yg mereka dukung!
(Di Pilpres Amerika, kemenangan seorang kandidat presiden bisa diukur salahsatunya dari besarnya sumbangan masyarakat yang diperolehnya. Obama, berhasil menggalang dana lebih besar dari Mc Cain. Dan, Obama menang)
Terjadi semacam "ledakan harapan" pada Prabowo-Sandi yang menghasilkan "ledakan pastisipasi". Ledakan itu membuat rakyat rela "berkorban" untuk perjuangan keduanya. Pengorbanan rakyat itu termanifestasikan dalam beragam bentuk, seperti yg saya ceritakan contoh-contohnya di atas.
(Ledakan Harapan yang memunculkan Ledakan Partisipasi ini terjadi pada Jokowi dalam Pilgub DKI tahun 2012 dan Pilpres 2014 sebagai "imbas" ikutan Pilkada DKI. Kondisi ini tidak tampak pada Jokowi di Pilpres 2019. Hasil Pilkada DKI 2017 juga berimbas positif pada Prabowo karena faktor Anies, utamanya Sandiaga)
Ini, tampaknya terabaikan oleh survey-survey kuantitatif lembaga survei. Akibatnya terjadi kesenjangan antara "realitas" yang direkam lembaga-lembaga itu dengan "realitas" yang saya kisahkan di atas. Realitas mana yang benar? Tanggal 17 April, kita bisa menjawabnya.
Namun saya meyakini teori "ledakan harapan" rakyat pada Prabowo-Sandi. Keyakinan berbasis fenomena aktual "ledakan partisipasi" yang terjadi selama masa kampanye, bukan sekedar prediksi survei statistik yang kaku dan bersifat temporer saat survei dilakukan.
Rakyat menyambut Prabowo-Sandi. Itu fenomena yang tak terbantahkan. Menimbulkan optimisme akan datangnya fajar baru kepemimpinan nasional di 2019.
Aamiiin.
Mari wujudkan harapan itu. Berikan suaramu yang berharga itu!
Akhmad Danial, mantan jurnalis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews