Politisi yang juga Selebtweet, adalah pigur publik, yang semua prilakunya diawasi. Sama seperti halnya artis, yang semua sikap dan prilakunya menjadi target. Andi Arief adalah Selebtweet, yang kicauannya sangat pedas, terkesan tidak beradap.
Prabowo saja pernah dibilang Jenderal Kardus, Karena Prabowo sangat mengenal karakter Andi, maka Prabowo pun tidak marah. Semasa dia jadi aktivis PRD antara tahun 96-98, keduanya pasti saling mengenal, bahkan Andi bersama Budiman Sujatmiko merupakan Target Prabowo.
10 tahun Pemerintahan SBY, Andi Arief terbilang Aman, punya jabatan yang mumpuni, dan tidak ada yang bisa menyentuhnya. Jadi wajar kalau dia dianggap sebagai pejuang Demokrat, yang mempunyai nyali yang besar.
Tapi rupanya roda berputar, setelah SBY tidal lagi berkuasa, Andi hanya mempunyai jabatan di Partai, sebagai Wakil Sekjen Partai Demokrat, artinya dia bawahan langsung Ibas.
Apesnya lagi Andi ketangkap dimasa kampanye, dimana saat semua kader fokus untuk memenangkan Partai dalam Pemilu Legislatif, maupun memenangkan Capres dan Cawapres yang diusung Partai koalisi.
Ironisnya Andi ditangkap Karena Kasus penyalahgunaan Narkoba, jelas ini Aib, dan tidak bisa dibilang Kasus ini lebih mulia dari tindakan korupsi. Yang jelas ini adalah Aib, bukan musibah. Ini menyangkut moralitas seorang politisi.
Sebagai politisi yang juga Pigur publik, harusnya Andi menyadari bahwa dia merupakan target, apa lagi jika pihak kepolisian sudah mencium tanda-tanda kalau Andi terindikasi pemakai narkoba. Setiap gerak-gerik dan prilakunya selalu Dalam pengawasan.
Kalau didalam dunia selebriti, biasanya ada orang yang sengaja ditanam untuk mengawasi prilaku artis yang menjadi target kepolisian, dan orang yang ditanam dilingkungan artis tersebut, biasanya bagian dari artis juga.
Kemungkinan ini pun bisa terjadi Dalam Kasus Andi Arief, makanya sebagai politisi jangan coba-coba melakukan hal yang aneh-aneh, Karena setiap gerak-geriknya selalu dalam pengawasan, baik pengawasan publik, maupun aparat keamanan.
Tidak mungkin polisi tiba-tiba bisa mengerebek Andi yang sedang dikamar hotel, kalau tidak didahului adanya laporan, atau memang sudah diawasi. Pastinya prilaku Andi tersebut sudah dicurigai terlebih dahulu.
Memang apa yang dilakukan Andi tersebut tidak merugikan siapapun, bahkan tidak mempengaruhi elektabilitas Partai, juga elektabilitas Prabowo-Sandi, Karena ini menyangkut moralitas personal. Namun sangat disayangkan, hal tersebut terjadi ditahun politik.
Efek Buruknya justeru diterima Pemerintahan Jokowi, dan Jokowi dianggap tidak tuntas dalam pemberantasan narkoba. Apa coba korelasinya, yang berprilaku buruk Andi Arief, yang menerima efeknya malah Jokowi.
Jadi, sebagai politisi dan juga figur publik, hendaknya hati-hati, jangan berprilaku yang aneh-aneh, apa lagi main narkoba, akan patal akibatnya. Anda akan selalu diawasi, dan menjadi target untuk dihabisi, apalagi kalau Anda tergolong orang yang banyak musuhnya politik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews