Proses pembusukan terhadap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri, sudah berlangsung sejak lama. Megawati dianggap ancaman bagi berkembangnya faham dan pemikiran Bung Karno. Terutama oleh Orde Baru, sebagai rezim yang merampas Kekuasaan Bung Karno secara sistematis.
Entah apa dasarnya, sehingga Megawati dituduh sebagai PKI. Tapi anehnya, meskipun dituduh PKI, namun tidak pernah ditangkap. Menurut Megawati, kalau dia PKI, kok tetap bisa bisa tiga kali terpilih sebagai anggota DPR.Padahal, kata Mega, sangat sulit bagi seorang politisi untuk terpilih sebagai anggota DPR di era Orde Baru.
Dalam acara Megawati Bercerita di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Senin (7/1/2019), Megawati sempat menyinggung soal tuduhan PKI yang menerpanya, dalam pernyataannya tersebut, sekaligus bentuk klarifikasi atas tuduhan itu,
"Lho kok saya dibilang PKI, gitu kan, nah kok sampai hari ini enggak ditangkap. PKI melulu, PKI, PKI (yang dipakai). Rakyat yang di bawah, rakyat yang masih belum terpelajar itu dipikir ngerti?" ujar Megawati.
Kalau dipikir-pikir, apa yang dikatakan Megawati benar adanya. Untuk menjadi Pejabat dan anggota Legislatif, akan ditelusuri jejak rekam dan keterkaitannya dengan Organisasi terlarang. Terlebih di era Orde Baru, tidak mudah lolos dari screening anggota organisasi terlarang.
Sementara, Megawati sendiri bukan cuma lolos sebagai anggota Legislatif, tapi Megawati pernah menjadi Wakil Presiden dan menjadi Presiden. Mana mungkin seorang yang diindikasikan terlibat Organisasi terlarang/PKI bisa lolos menjadi Pemimpin tertinggi dinegeri ini.
Derita panjang yang dihadapi Megawati, bukan saja cuma tuduhan PKI, tapi sebelumnya, hak Megawati untuk mendapatkan pendidikan diperguruan tinggipun dikebiri oleh penguasa Orde Baru. Itu bukan hanya dialami oleh Megawati, Guntur Soekarno Putra pun harus drop out dari ITB.
Tuduhan PKI itu sampai sekarang tidak saja dialamatkan hanya pada Megawati, bahkan PDIP pun dituduh berafiliasi pada PKI. Anehnya, PDIP 2014 kembali sebagai Partai pemenang Pemilu. Padahal, seharusnya kalau benar-benar berbau PKI, kenapa juga bisa ikut Pemilu.
Banyak masyarakat yang tidak sempurna menggunakan nalarnya, sehingga tetap mempercayai isu tersebut. Harusnya secara logika, PKI itu merupakan Partai terlarang, lantas bagaimana mungkin PDIP bisa tetap eksis dipanggung Politik sampai sekarang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews