Hampir setiap muslim yang literat (terbiasa membaca) dan terdidik dalam khazanah turats (literatur Islam klasik), pasti pernah membaca dan mendengar riwayat Anas bin Malik tentang Arab Badui yang mengencingi masjid.
Alkisah, ada seorang Arab Badui yang memasuki masjid, dan kemudian kencing. Para sahabat nyaris mau menghajar orang Arab Badui bedebah tersebut, namun oleh Yang Mulia Baginda Rasulullah SAW dicegah, dan membiarkan si Arab Badui menuntaskan hajat kencingnya. Setelah itu beliau meminta diambilkan air, dan bekas kencing si Arab Badui tersebut disiram.
Kisah tersebut terekam dalam Shahih Bukhari 221 dan Shahih Muslim 284. Malah konon si Arab Badui tersebut kemudian diberi nasehat, diberi pengertian tentang Islam, bahwa masjid bukan tempat untuk kencing. Itulah akhlak Baginda Nabi yang mulia!
Lalu bagaimana dengan KH Ma'ruf Amin? Luar biasa. Ahok cuma keseleo lidah, beliau prakarsai penjeblosan Ahok ke PENJARA!
Kami muslimin di sini sudah tiap malam munajat memohon pertolongan agar kiranya seorang Ahok yang sudah benar menjadi administrator Ibu Kota, sudah lurus menjadi pejabat, kiranya diberi cahaya dan hidayah masuk Islam sebagaimana Islamnya Umar bin Khattab, eh, oleh orang Islam sendiri malah dijauhkan dari wajah lembut Islam, dan Ahok kini makin jauh dari sentuhan hangat Islam, gara-gara umat Islam sendiri.
Lalu bagaimana dengan omongan Arifin Ilham yang terang-terangan pernah berceloteh, bahwa Nabi Muhammad tidak bisa berlaku adil? Adakah KH Ma'ruf Amin mengawal fatwa untuk menjebloskan Arifin Ilham ke dalam penjara? La... sama sekali tidak...
Lalu bagaimana dengan celotehan Evi Effendie dari Bandung, pemuda begajulan yang baru hijrah dan sudah digelari ustat itu, yang dalam ceramahnya berkata lancang: Muhammad dulu sesat. Adakah KH. Ma'ruf Amin mengawal fatwa untuk menjebloskan Evi Effendie ke bui? La... tidak...
Lalu sekarang ada yang mengatakan Kyai Ma'ruf penjaga Islam Nusantara? Allahu akbar... Sehat sekali saudara Rusdil Fikri ini.
***
Muhammad Zainuddin, Penyair
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews