MAROS – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Maros menetapkan Pangissengana Tarekat Ana' Loloa sebagai aliran sesat. Ajaran yang dipimpin oleh Petta Bau itu dianggap menyimpang setelah mengajarkan bahwa rukun Islam berjumlah 11 dan memperbolehkan haji tidak wajib di Makkah.
Keputusan ini tertuang dalam Maklumat MUI Maros nomor: 50/M-MUI-MRS/III/2025 yang diterbitkan pada 14 Maret 2025.
Sekretaris MUI Maros, Ilyas Said, menegaskan bahwa aliran tersebut telah memenuhi 10 kriteria aliran sesat yang ditetapkan oleh MUI Pusat. MUI Maros bersama Tim Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Maros telah melakukan investigasi sebelum menetapkan aliran tersebut sebagai sesat.
“Berdasarkan argumen dan data-data yang diinvestigasi, saya kira itu sudah masuk kategori (sesat),” ujar Ilyas.
Ditambahkannya, keberadaan aliran ini berpotensi menimbulkan konflik sosial di masyarakat.
“Dihentikan, untuk dilakukan pembinaan dan dilarang untuk mengedarkan karena itu meresahkan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Maros, Muhammad, mengatakan selain menyebarkan ajaran menyimpang, Petta Bau juga diduga menjalankan modus penjualan benda pusaka kepada pengikutnya dengan klaim dapat menjadi kunci masuk surga. Ini merupakan cara Petta Bau untuk meraup keuntungan.
“Katanya untuk kunci masuk surga. Jadi tidak perlu mi salat kalau beli pusaka itu,” ungkap Muhammad.
Senada, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tompobulu, Danial, menegaskan Kementerian Agama Maros berencana berkoordinasi dengan MUI dan ormas Islam lainnya guna memberikan pembinaan kepada Petta Bau dan para pengikutnya. Langkah ini sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Kami akan memastikan Petta Bau dan para pengikutnya akan mendapatkan pembinaan,” ujar Danial.
Pemerintah setempat terus mengawasi perkembangan kasus ini untuk memastikan stabilitas dan ketertiban sosial tetap terjaga. Dengan keputusan ini, diharapkan masyarakat tidak lagi terpengaruh oleh ajaran yang bertentangan dengan syariat Islam. (*)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews