Kini Pane juga sedang memraktikkan mengail di air keruh. Bukannya mendukung kegiatan memerangi virus Corona, malah mengritisi patroli dan pembagian masker.
Pak Jenderal Idham Aziz! Abaikan Neta S. Pane! Polda Metro Jaya melakukan langkah strategis: menindaklanjuti perintah Jokowi dan Maklumat Kapolri Idham Aziz. Membantu masyarakat yang membutuhkan masker. Cara yang dilakukan juga dengan menerapkan social-distancing. Aman.
Seperti diketahui Polda Metro membagikan 2.500 boks masker dan 1.500 hand-sanitizer gratis. Barang-barang itu dibagikan hasil dari sitaan para penimbun. Masyarakat sangat sulit mencari masker. Ide brilian memanfaatkan barang sitaan.
Tempatnya di Pasar Tanah Abang, yang memang membutuhkan. Selain itu patroli oleh TNI/Polri di seluruh Indonesia, dan Polda Metro yang membubarkan kerumunan. Itu langkah untuk memotong mata rantai penyebaran virus Corona.
Langkah Polda Metro Jaya tersebut ternyata mendapatkan serangan orang seperti Neta S. Pane. Gaya LSM muncul untuk mencari panggung. Tersiar kabar Neta S. Pane yang meminta Kapolri Idham Aziz untuk mencopot Direktur Reskrimmum Polda Metro Jaya Suyudi Ario Seto.
Tindakan pernyataan ngaco Pane tak lebih dari sekedar mencari panggung di air keruh virus Corona. Khas LSM. Sekelas Fadli Zon, Fahira Idris, Rizal Ramli, Amien Rais, dan kalangan oposan yang haus publikasi dan sensasi. Zonk isinya. Negatif motivasinya!
Di tengah kelangkaan masker, Polda Metro membantu menyalurkan, dengan standar Protokol Kesehatan dalam memerangi virus Corona. Pun itu sesuai dengan prosedur dan tugas polisi untuk menegakkan perintah Presiden Jokowi. Jokowi menerapkan kebijakan cerdas dan strategis untuk menyeimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan politik sekaligus.
Para musuh Jokowi politik dan Kapolri mengalami kegagalan dalam membuat isu wabah virus Corona Covid-19 sebagai kepanikan. Rakyat tetap tenang dan langkah penyelamatan nyawa dari wabah menunjukkan trend yang relatif baik. Rakyat mulai patuh dan jalanan sepi: mirip lockdown.
Nah, buzzer media lucu ala LSM bernama Neta S. Pane melihat kondisi positif langkah Jokowi dan Kapolri, dengan jajaran anak buahnya di hampir semua Polda di Indonesia, bukan makanan enak.
Terlebih lagi, Polri di bawah Jenderal Idham Aziz telah melakukan perubahan besar-besaran dalam internal Polri: profesional, modern, terpercaya. Hal seperti itu tidak menguntungkan manusia mental LSM macam Nete S. Pane, dengan LSM watch-watch-an-nya.
Maka untuk mencari panggung, Pane meminta Kapolri mencopot Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro. Neta, kok tidak meminta Kapolda Metro saja yang dipecat? Atau sekaligus meminta Kapolri untuk mundur karena anak buahnya menjalankan perintah Kapolri sendiri? Inilah penyakit LSM, sama dengan yang suka dikerjakan oleh misalnya KPAI dan Komnas HAM yang suka blunder.
Kini Pane juga sedang memraktikkan mengail di air keruh. Bukannya mendukung kegiatan memerangi virus Corona, malah mengritisi patroli dan pembagian masker. Dia mengail di air keruh selalu dilakukan. Dia sama sekali tidak membantu apa pun. Cuma berteriak-teriak untuk memupuk kepentingan popularitas diri sendiri. LSM-nya Watch-nya! IPW-nya!
Kepada seluruh Polda dan Polres, Polresta. Lanjutkan patroli memeringatkan warga! Bubarkan masa yang berkumpul. Bagikan masker! Tegakkan perintah Presiden Jokowi dan Maklumat Kapolri. Jangan takut pelintiran framing niat busuk LSM Neta S. Pane! Bravo Polri!
Ninoy N. Karundeng, penulis
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews