Untuk itulah, hiduplah di Suriah saja. Ajukan permohonan jadi warga negara sana seperti halnya orang "normal" Suriah yang mengajukan diri hidup di Eropa dan negara lain.
Sejak ada ISIS, negeri Suriah jadi negara "tidak normal". Itulah kenapa orang "normal" asal Suriah memilih mengungsi keluar negeri. Banyak yang mengungsi ke negara-negara Eropa atau negara-negara "normal" lainnya.
Di waktu yang sama orang "tidak normal" dari Indonesia (dan juga negara lain) yang punya impian membentuk negara khilafah malah hijrah ke Suriah. Perjuangan, jihad, katanya.
Sekarang, orang "normal" Suriah yang ada di banyak negara berusaha cari kehidupan di negara tujuan. Mendapatkan suaka dan berusaha melanjutkan hidup di negara tujuan.
Bahkan ada banyak yang menginginkan reunifikasi keluarga, yaitu mengajak keluarga mereka yang masih di Suriah untuk diundang ke negara "normal" tempat mereka mengungsi.
Maka, sudah sewajarnya, jika lalu orang "tidak normal" dari Indonesia yang sekarang ada di Suriah dan Irak, diharapkan untuk tetap melanjutkan hidup di sana. Bukankah kehidupan "tidak normal" itu yang memang mereka inginkan?
Kenapa mereka sekarang memohon untuk bisa hidup "normal" kembali di Indonesia? Bukankah kenormalan kita di Indonesia selalu mereka sebut dengan toghut? Bukankah kehidupan di Indonesia mereka anggap mengancam kehidupan orang Islam yang mereka yakini?
Indonesia bukan negara Islam seperti yang mereka inginkan. Kenapa ingin hidup di sini? Suriah dan Irak jauh lebih baik menurut mereka. Itulah kehidupan yang memang diharapkan oleh orang "tidak normal" seperti mereka.
Saya harap mereka teguh dengan tujuannya dan melanjutkan hidup di sana dengan sesama orang "tidak normal" yang sudah berkumpul di sana. Wujudkan negara impian kakian di sana. Cemungud ya akhi ya ukhti.
Dan jika mereka kangen dengan keluarga yang ada di Indonesia, saran saya pakailah sistem reunifikasi keluarga. Undang saja keluarga "tidak normal" mereka yang masih ada di Indonesia untuk menyusul hidup di sana. Pemerintah RI mungkin bersedia bantu selama berjanji untuk tidak balik ke RI lagi.
Kami sadar, bahwa apa yang kami sebut "normal" itu merupakan sesuatu yang "tidak normal" bagi kalian. Kalian mungkin merasa lebih mulia dari kami. Kami hanyalah remahan surga yang sudah kalian bawa kuncinya.
Untuk itulah, hiduplah di Suriah saja. Ajukan permohonan jadi warga negara sana seperti halnya orang "normal" Suriah yang mengajukan diri hidup di Eropa dan negara lain.
Kami hanya ingin, negara kami diisi dengan orang-orang "normal" saja yang percaya dengan Pancasila. Yang percaya semua agama bisa hidup rukun bersama dan semua agama sama-sama berkembang tanpa ada diskriminasi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews