Ini untuk pelajaran bagi istri-istri yang lain yang punya suami tentara atau polisi,hati-hatilah di media sosial, warganet banyak yang melihat atau memperhatikan status atau tulisan-tulisan di medsos.
Ada ungkapan bahasa Jawa:"anak polah bopo/bapak kepradah" atau anak yang bertingkah-bapak atau orang tua yang harus menanggung malu.
Ada lagi ungkapan yang sifatnya untuk meninggikan peran seorang istri yaitu, "di balik kesuksesan (pangkat/jabatan atau karier) seorang suami,ada peran seorang istri".
Sebenarnya ungkapan itu masih koma belum titik. Ungkapan itu kalau dilanjutkan menjadi "di balik kesuksesan seorang suami,ada peran seorang istri, dan sebaliknya di balik kehancuran karir seorang suami ada andil atau peran seorang istri".
Apakah kalau suami tidak sukses dalam karier harus menyalahkan seorang istri dan menggantinya dengan yang lain atau wanita lain? Tentu tidak!
Jagad dunia media sosial diramaikan oleh postingan atau cuitan para istri tentara terkait penusukan Menkopolhukam Wiranto. Akibatnya,yang harus menanggung adalah para suami yang berkarir di militer. Bahkan,ada yang baru meniti karier yang cemerlang, seperti Komandan Kodim Kendari. Ia harus rela dicopot dari jabatannya dan harus meringkuk dalam tahanan militer .Itu semua akibat ulah atau tingkah seorang istri di media sosial.
KSAD Jenderal Andika Perkasa langsung mengumumkan pencopotan jabatan anggotanya akibat ulah istrinya tersebut.
Karier hilang atau terhenti dan keluarga atau anak bisa menjadi terlantar dan menanggung beban akibat ulah istri atau mamanya anak-anak.Karena istri para tentara tersebut juga harus menghadapi proses hukum terkait cuitannya sesuai undang-undang ITE.
Mengapa seorang suami yang berkarier militer atau tentara sampai tidak tahu aktivitas istrinya di media sosial? Seorang suami yang berkarier militer atau tentara harus tahu aktivitas istrinya di media sosial. Mengapa? Karena seorang istri bisa di infiltrasi oleh pihak lain atau mudah untuk dipengaruhi. Apalagi kalau pangkatnya sudah perwira, seorang suami harus tahu aktivitas istrinya dalam berselancar di media sosial.Siapa tahu juga malah istrinya kecantol laki-laki lain di medsos.
Terkadang seorang suami yang berdinas di tentara dan punya pangkat atau jabatan sangat dihormati oleh bawahannya atau anak buahnya.Akan tetapi kalau sampai rumah terkadang pangkat dan jabatan beralih menjadi prajurit atau kopral dan istrinya yang menjadi komandan dalam rumah.
Dan ini banyak terjadi. Mau nasehati istrinya jadi takut terkait aktivitas di medsos,padahal suaminya juga tahu-apa yang sering di posting atau status oleh istrinya di medsos.Kadang rasa sayang suami kepada istrinya menjadi tidak berani menasehati atau menegur aktivitas istrinya di media sosial. Entah takut kalau tidak dikasih jatah oleh istrinya.
Gara-gara jemari lembut istrinya di media sosial, karier suami jadi hancur dan hilang. Padahal karier itu dirintisnya tidak mudah dan banyak pesaing. Alangkah baiknya kalau jemari lembut istri itu untuk memijit-mijit suaminya dibanding memjijit atau menyentuh huruf-haruf yang malah berakhir jadi masalah hukum.
Ini untuk pelajaran bagi istri-istri yang lain yang punya suami tentara atau polisi,hati-hatilah di media sosial, warganet banyak yang melihat atau memperhatikan status atau tulisan-tulisan di medsos. Kalau sudah diviralkan susah untuk dihentikan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews