Generasi Z sejak kecil akrab dengan gadget canggih, terpapar bermacam-macam informasi di internet. Banyak di antaranya menyukai komik dengan karakter pahlawan rekaan. Tapi, apakah mereka mengenal pahlawan bangsanya sendiri?
Sehingga merupakan sesuatu yang menyegarkan ketika PDI Perjuangan mengabarkan membuat komik Bung Karno.
Komik 36 halaman berjudul "Bung Karno Bapak Bangsa" ini menceritakan kisah hidup Bung Karno sejak lahir hingga terpilih menjadi Presiden pertama RI pada 18 Agustus 1945.
Cerita dalam komik diawali dengan gambar Surabaya, kota kelahiran Soekarno pada masa kolonial. Di kota pelabuhan itulah kedua orangtua Soekarno bermukim setelah hijrah dari Bali.
Detil perjalanan hidup Soekarno sejak kecil disampaikan, termasuk sejarah pendidikannya di Eerste Inlandsche School atau Sekolah Dasar Bumiputra dan Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto.
Diceritakan, pada usia 14 tahun Soekarno sudah ditempa langsung oleh HOS Tjokroaminoto yang dikenal sebagai guru dari para pendiri bangsa. Dua tahun kemudian Soekarno sudah bergabung dengan Tri Koro Dharmo yang menjadi embrio organisasi kepemudaan Jong Java.
Soekarno pula yang memperkenalkan sebutan peci saat pertemuan Jong Java di Surakarta pada 1921. Istilah peci diambil dari "petje" dalam bahasa Belanda yang artinya kopiah atau topi kecil.
Komik juga mengisahkan soal masa kuliah Bung Karno di Technische Hooge School yang menjadi cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di masa itu Bung Karno mengenal tokoh-tokoh lain seperti Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusomo, dan lainnya.
Kisah hidup Soekarno memulai aktivitas politik kepartaian juga diceritakan, termasuk bagaimana Soekarno harus menghadapi proses hukum di Pengadilan Kolonial Hindia Belanda, termasuk kisah pengasingannya serta pergulatan pemikirannya.
Setelah lepas dari pengasingan, diceritakan Soekarno semakin mengobarkan perlawanan rakyat. Bersama Hatta, Soekarno mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai strategi.
Ikhtiar Soekarno dan kawan-kawannya membuahkan hasil. Soekarno memanfaatkan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bentukan Jepang guna membulatkan tekad untuk merdeka.
Dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan Pancasila. Kemudian, hasil penggaliannya tentang Pancasila itu yang akhirnya masuk dalam Pembukaan UUD 1945.
Akhirnya pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di hadapan sekitar 300 orang di Jakarta.
Sehari kemudian, sidang PPKI mendaulat Soekarno sebagai presiden, sedangkan Bung Hatta sebagai wakilnya.
Gambaran isi komik Bung Karno tersebut sesuai penjelasan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada wartawan di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Komik Bung Karno ini disusun M Prananda Prabowo cucu Bung Karno, putra kedua Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan. Prananda saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Situation Room DPP PDI Perjuangan.
Komik Bung Karno akan dibagikan pada acara peringatan hari ulang tahun ke-46 PDI Perjuangan pada 10 Januari 2019.
"Ini merupakan bagian dari upaya PDI Perjuangan dalam melaksanakan tugas sejarah demi menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai nilai-nilai kebangsaan," tutur Hasto Kristiyanto.
Diharapkan komik Bung Karno bisa diserap dengan baik oleh generasi Z. Sesuatu yang baik, sejak dini mengenal spirit pahlawan bangsa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews