Jadi anggota DPR itu ternyata bisa rangkap pekerjaan tukang: bisa tukang pecat, bisa juga tukang usir!
Dulu Gus Dur pernah bilang "DPR seperti taman kanak-kanak". Dan tentu saja anggota DPR tidak terima dianggap seperti anak-anak TK. Tapi apa yang diucapkan Gus Dur banyak benarnya.
Beberapa hari lalu dalam rapat kerja dengan Komnas Perempuan, pimpinan sidang Desmond Mahesa mengusir anggota Komnas Perempuan karena telat menghadiri sidang dan nyelonong masuk. Sontak saja Desmond sebagai pimpinan sidang mengusir anggota Komnas Perempuan tersebut.
Apakah karena telat dalam menghadiri rapat kerja dengan mitra DPR harus diusir karena tidak tepat waktu?
Bukankah anggota DPR juga sering telat dalam menghadiri rapat-rapat kerja dengan mitranya?
Hanya berselang hitungan hari, ada anggota DPR mengusir Sekjen Kemensos yaitu Harry Hikmat disusir dari rapat kerja oleh pimpinan sidang yaitu Ace Hasan Syadzily. Hanya karena tersinggung oleh ucapapan Sekjen Kemensos.
Bahkan menteri Risma atau Tri Rismaharini meminta pimpinan sidang untuk tidak mengusir Sekjen-nya dan ia mau bersimpuh di kaki pimpinan sidang Ace Hasan untuk meminta maaf atas ketersinggungannya.
Dua pimpinan sidang baik Desmond Mahesa dan Ace Hasan bisa dikatakan masih muda dan jiwa arogan masih menggelora dalam dada. Seolah-olah "sopo siro-sopo ingsun" atau siapa kamu dan siapa saya.
Anggota DPR tidak seharusnya begitu main usir kepada mitranya, apalagi masalah atau hal yang sepele atau tidak terlalu subtansi atau pokok masalah.
Jangan dianggap kalau ada mitra kerja salah ucap atau telat dalam rapat kerja dianggap menghina lembaga DPR. Apalagi pernah ada satu usulan kalau ada masyarakat menghina lembaga DPR bisa dipidanakan.
Stigma atau pandangan negatif masyarakat kepada DPR karena memang anggota-anggota DPR tidak mencerminkan wakil rakyat dalam arti sesungguhnya. Pandangan masyarakat atau publik, DPR adalah wakil partai dan bukan wakil masyarakat yang mewakili aspirasinya.
Bahkan dulu ada menteri BUMN yaitu Rini Soemarno tidak bisa mengadakan rapat kerja dengan DPR karena terkena kartu merah. Dan setiap pembahasan anggaran kementerian BUMN diwakili oleh kementerian lainnya. Bisa jadi Rini Soemarno tidak mau menuruti permintaan anggota DPR.
Jadi anggota DPR itu ternyata bisa rangkap pekerjaan tukang: bisa tukang pecat, bisa juga tukang usir!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews