Distribusi Vaksin jelang Nataru Terus Berlanjut

Pendistribusian vaksin adalah hal penting dalam mensukseskan program vaksinasi nasional. Jangan takut bahwa box kontainer berisi ampul-ampul vaksin akan tersedat kedatangannya saat libur Nataru.

Sabtu, 11 Desember 2021 | 22:04 WIB
0
122
Distribusi Vaksin jelang Nataru Terus Berlanjut
Vaksinasi di Sumatera Barat


Pemerintah menjamin bahwa distribusi vaksin menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan terus berlanjut. Percepatan distribusi vaksin ke berbagai daerah ini diharapkan dapat mendukung kelancaran program vaksinasi Covid-19 Nasional.

Bagaimana pandemi di Indonesia? Ada kabar baik saat kurva pasien Covid melandai dan jumlah orang yang terinfeksi hanya 500-an per harinya. Akan tetapi kita tidak boleh lengah dan harus tetap menjaga protokol kesehatan, serta wajib vaksinasi agar imunitas tubuh meningkat dan tidak kena Corona. Apalagi vaksin makin mudah didapat karena banyak yang menyelenggarakannya.

Di akhir tahun ada libur Nataru dan ada pula pengaturan ganjil genap pada kendaraan di jalanan. Akan tetapi masyarakat tak usah khawatir, karena penyesuaian mobilitas saat Nataru tidak akan menghambat pendistribusian vaksinasi. Pasalnya, yang dibawa adalah barang maha penting, sehingga akan dipririoritaskan dalam perjalanan.

Tidak mungkin serang petugas menyetop mobil box atau kontainer jika kendaraan itu membawa vaksin. Dalam libur Nataru, penjagaan di jalanan memang diperketat, untuk mencegah mobilitas massal dan terbentuknya klaster Corona baru. Akan tetapi pasti ada perkecualian untuk kendaraan yang membawa vaksin dan lebih diprioritaskan.

Bambang Heriyanto, sekretaris perusahaan sekaligus juru bicara Corona Bio Farma menyatakan bahwa pemerintah bersama Bio Farma tak pernah lelah mendistribusikan vaksin Corona ke seluruh Indonesia. Dalam artian, walau ada libur Nataru, pengantaran vaksin akan jalan terus.

Bambang melanjutkan, total vaksin yang telah disalurkan ada 272 juta lebih, terhitung sejak Januari hingga Desember 2021. Rinciannya, ada vaksin CoronaVac, Bio Farma, Moderna, AstraZaneca, Sinopharm, Pfizer, dan Janssen. Dalam artian, jika ada jutaan vaksin yang didistribusikan berarti jutaan masyarakat yang mendapatkannya, dan mayoritas WNI sudah divaksin.

Jenis vaksin yag disalurkan memang berbeda-beda, tak hanys Sinovac seperti pada awal penemuan vaksin, karena untuk mempercepat selesainya program vaksinasi nasional. Targetnya memang 3 juta suntikan per hari di seluruh Indonesia, agar program ini bisa selesai dalam 12 bulan saja, seperti permintaan Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, pendistribusian vaksin adalah faktor yang juga menentukan keberhasilan program vaksinasi nasional. Jika distribusi lancar maka vaksinasi juga lancar. Tidak ada yang bisa menghalangi pendistribusian vaksin, walau di masa libur Nataru sekalipun.

Penyebabnya karena vaksin harus diberikan sesegera mungkin ke masyarakat.

Pendistribusian vaksin jalan terus saat libur Nataru karena untuk mempercepat terbentuknya herd immunity. Jika minimal 75% penduduk di suatu wilayah sudah disuntik vaksin, maka kekebalan kelompok akan terbentuk, dan aman dari Corona. Tentu dengan disiplin protokol kesehatan.

Dalam pengantaran vaksin maka sopir dan pihak lain mengerti pentingnya vaksinasi. Oleh karena itu mereka tidak mengeluh bahwa tak dapat libur padahal sedang Nataru. Pekerjaan mereka bukan sekadar mendapat gaji, tetapi membawa misi penting untuk menyehatkan masyarakat Indonesia.

Masyarakat tak usah khawatir pengantaran vaksin akan jalan terus walau Nataru, dan mereka tetap mendapatkan haknya untuk disuntik. Vaksin akan tetap ada dan diantar ke seluruh Indonesia. Malah dalam rangka libur Nataru biasanya makin banyak pihak yang menyelenggarakan vaksinasi di tempat umum, karena mereka memahami berapa pentingnya injeksi ini.

Pendistribusian vaksin adalah hal penting dalam mensukseskan program vaksinasi nasional. Jangan takut bahwa box kontainer berisi ampul-ampul vaksin akan tersedat kedatangannya saat libur Nataru. Penyebabnya karena vaksin akan terus didistribusikan ke rakyat di seluruh Indonesia, karena mendapatkan injeksi vaksin adalah hak setiap WNI.

Oji Saptaji, penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini