Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur diprediksi akan mengatasi ketimpangan ekonomi, karena perputaran uang akan merata ke seluruh Indonesia. Pembangunan infrastruktur juga tak hanya ada di seputar Jakarta, tetapi juga di Borneo. Sehingga diharap ada pemerataan kemajuan ekonomi di Indonesia.
Ketika Presiden Jokowi mengumumkan bahwa ibu kota akan dipindah dari DKI Jakarta ke Penajam Paser utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, maka masyarakat auto terkejut.
Karena Pemindahan ibu kota adalah hal baru dan wajar mereka akan sedikit waswas. Penyebabnya karena pemindahan ini baru pertama kali terjadi. Padahal sudah ada wacana pemindahan ibu kota ke borneo sejak era Presiden Soekarno.
Yustinus Prastowo, staf khusus Menteri Keuangan bidang komunikasi strategis menyatakan bahwa memindahkan ibu kota Indonesia sudah menjadi kebutuhan. Tujuannya agar ada indonesiasentris, bukan jawasentris atau jakarta sentris. Dalam artian, saat ini pembangunan memang masih difokuskan di Jakarta dan daerah-daerah lain di Jawa.
Sedangkan di pulau lain modernisasi agak tersendat-sendat. Sehingga diharap pembangunan akan terjadi dengan pesat di Kalimantan, dan tidak ada ketimpangan ekonomi antara borneo dengan jawa. Karena di sana juga maju dan masyarakatnya diedukasi agar perekonomian mereka juga naik lagi.
Yustinus melanjutkan, selama ini perputaran uang mayoritas masih ada di Jakarta, bahkan hingga 91%. Sedangkan sisanya yang 9% tersebar ke daerah lain. Dalam artian, ini sangat miris karena seharusnya ada pemerataan dalam perputaan uang, jika ingin ekonomi lebih maju.
Sehingga diharap saat ibu kota dipindah ke borneo, maka di sana akan kecipratan dan perputaran uang akan terjadi dengan kencang.
Masyarakat dayak, banjar, dan lain-lain akan lebih trengginas karena dunia usaha akan maju, berkat berkah dari pemindahan ibu kota di Borneo.
Pemindahan ibu kota negara justru menjadi hal yang bagus, karena akan mengatasi ketimpangan ekonomi di Indonesia.
Bayangkan jika di Kalimantan Timur dibangun mall dan gedung-gedung baru yang akan mendukung pusat pemerintahan Indonesia, maka akan butuh banyak pekerja. Sehingga akan mengurangi pengangguran dan otomatis mengatasi perekonomian rakyat. Mereka mendapat gaji dan bebas dari kemiskinan.
Diharap hal ini akan menular ke daerah lain, karena akan ada kolaborasi antar daerah. Misalnya ketika ada pembangunan infrastruktur di Kalimantan, maka pekerja didatangkan dari Nusa Tenggara dan wilayah lain. Sehingga mereka juga mendapat rezeki dari pembangunan proyek tersebut. Hal ini akan mengurangi jumlah pengangguran di seluruh Indonesia.
Pemindahan ibu kota adalah hal yang patut diapresiasi. Menurut ekonom senior Kwik Kian Gie, pemindahan ini akan memperkecil kesenjangan ekonomi karena ada pusat ekonomi baru di Indonesia. Caranya dengan membangun pusat-pusat bisnis baru.
Dalam artian, jika ada pusat bisnis baru maka masyarakat di Indonesia timur bisa langsung ke Kalimantan untuk berniaga. Tak usah sedikit-sedikit ke Jakarta, karena di Borneo juga cukup lengkap. Selain memperkecil biaya transportasi, juga memudahkan. Karena akan memotivasi masyarakat di kalimantan dan sekitarnya untuk berwirausaha.
Sehingga tidak ada ketimpangan ekonomi antara indonesia bagian timur dengan barat, karena kedua daerah sama majunya. Saat sudah ada pemerataan, maka semoga seluruh WNI akan makin makmur, karena ada modernitas, infrastruktur, dan perputaran uang yang cepat di daerahnya sendiri.
Semoga pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan lancar dan tidak ada yang memprotesnya. Karena program ini sangat bermanfaat, karena ada pemerataan pembangunan perekonomian di seluruh wilayah Indonesia. Kita akan lebih maju dan bangkit setelah dihantam oleh pandemi. (Tania Rizkiana)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews