Dana otonomi khusus menjadi penyelamat masyarakat Papua khususnya saat masa pandemi. Mereka mendapatkan pinjaman uang untuk modal berdagang dan juga bantuan beasiswa untuk anak-anaknya. Dana ini betul-betul bermanfaat bagi rakyat, sehingga mereka mendukung perpanjangan otsus di tahun 2021.
Otonomi khusus adalah kewenangan di Papua yang diberikan oleh pemerintah pusat sejak tahun 2001. Ketika ada otsus, maka masyarakat akan diberi dana besar, untuk membangun Bumi Cendrawasih. Uang itu digunakan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dll. Tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat Papua.
Dana otsus akan diberikan lagi tahun 2021 dan rencananya akan dinaikkan menjadi 7 Trilyun rupiah. Uang sebanyak ini selain untuk membangun Papua, juga diberikan untuk anggaran PON XX Papua. Namun yang jelas, dana otsus tetap diprioritaskan untuk mengentaskan kemiskinan di Bumi Cendrawasih.
Saat pandemi, dana otsus lebih bermanfaat lagi, karena akan mengurangi kesusahan masyarakat yang keadaan finansialnya menurun.
Akan tetapi, uang yang diberikan bukan berupa cash keras, karena pemerintah daerah lebih memilih untuk memberi kail, bukan ikan. Maksudnya adalah dana otsus diberikan sebagai pinjaman modal usaha, agar masyarakat semangat untuk berdagang.
Di Abepura sudah berjalan program pinjaman modal untuk masyarakat yang bersumber dari dana otsus. Di daerah lain semoga bisa dilakukan program serupa, agar para mama (sebutan untuk ibu-ibu di Papua) bisa berdagang dengan modal tersebut. Permasalahan utama mereka adalah kekurangan modal, dan kucuran dana otsus bisa menyelamatkan mereka.
Para mama bisa melanjutkan usaha menjual sayur-sayuran, ubi, sagu, dan hasil bumi lain ke pasar.
Selain menjualnya ke pasar, para mama juga dibantu kaum muda untuk memasarkan jualannya via internet. Sehingga pangsa pasarnya makin luas. Semua dilakukan dengan bantuan dana otonomi khusus.
Usaha para mama ini dilakukan karena suaminya kesulitan keuangan. Karena saat pandemi banyak pekerja yang gajinya dipotong 50%, atau malah dirumahkan oleh perusahaan. Ketika suami tak punya penghasilan, maka istri yang maju untuk membantu mencari uang, agar anak-anak bisa makan dengan layak dan keluarganya tidak mati kelaparan.
Setelah mendapatkan keuntungan, maka para mama bisa mengembalikan pinjaman modal dengan cara mencicil. Dengan begitu, mereka tidak kesulitan lagi karena bisa tetap bekerja di masa pandemi, karena ada bantuan pinjaman modal dari dana otsus. Sehingga bisa berdikari.
Selain pinjaman modal untuk para mama, dana otsus juga dirupakan dalam bentuk beasiswa. Anak-anak Papua bisa tetap sekolah karena SPP-nya dibayarkan oleh dana otsus. Karena walau melakukan pembelajaran jarak jauh, mereka masih tetap wajib membayar SPP, untuk dana operasional sekolah.
Bedanya, di masa pandemi ini, dana otsus untuk bidang pendidikan tak hanya dirupakan beasiswa. Namun juga disalurkan untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh. Misalnya bantuan kuota/pulsa untuk para murid di Papua. Karena tidak semua orang tuanya mampu untuk membayar langganan wifi atau membeli pulsa secara reguler.
Bantuan untuk pembelajaran jarak jauh juga bisa diberikan kepada para guru. Karena tak semua dari mereka berstatus ASN. Para guru honorer akan mendapat bantuan untuk membeli pulsa dan juga tunjangan untuk bertahan hidup. Karena saat pandemi, mereka tidak bisa nyambi memberikan les kepada para murid.
Dana otsus benar-benar menyelamatkan perekonomian masyarakat Papua karena mereka mendapat bantuan berupa pinjaman modal, sehingga bisa berdagang lagi di pasar. Para mama bisa mendapatkan penghasilan tambahan sehingga dapur tetap mengepul. Selain itu, anak-anak juga mendapat manfaat dari dana otsus, karena mendapatkan beasiswa sekolah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews