ada teori cuci otak yang dikemukakan pada setiap kejadian suicide bombing, tapi ini pun belum memuaskan.
Kepingin rasanya ada wartawan yang membuat biografi investigatif dari Lukman (suicide bomber yang mengebom Katedral Makassar). Tentu biografi ini bukan untuk glorifikasi pribadinya, tapi untuk kita semua bisa memahami apa yg ada di dalam otaknya sehingga "berani" mengorbankan hidupnya.
Dalam situasi dan kondisi yang berbeda, misalnya dalam perang dunia II antara Jepang dan Sekutu, perbuatan bunuh diri ini adalah tindakan yang mulia.
Demi untuk membela tanah airnya, pilot-pilot Jepang melakukan "kamikaze" yaitu menabrakkan pesawat tempurnya ke kapal induk sekutu. Dia rela mati untuk menghancurkan musuh.
Tapi suicide bombing yang marak beberapa dekade ini bukan dilakukan dalam situasi perang. Bahkan terjadi di negara kita yang aman dan tenteram. Itulah yang membuat kita bertanya-tanya motivasi apa yang membuat orang untuk melakukan bom bunuh diri.
Seperti juga yanh terjadi pada tahun 2017, sekeluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 3 anaknya berbulat tekad untuk mengorbankan nyawanya dengan berbagi-bagi tugas untuk mengebom gereja di tiga lokasi yang berbeda.
Sayang tidak ada wartawan yang tergerak untuk melakukan pendalaman kehidupan mereka sehingga "rela" mati bersama-sama ini.
Penjelasan yang diberikan oleh pihak kepolisian sangat klise dan sumir, mereka sekian tahun sudah di-recruit oleh kelompok teroris.
Ini sama sekali tidak menjawab kepenasaran publik yang gak mudeng kok ada orang yang rela tubuhnya hancur berkeping-keping oleh bom yang dililitkan di tubuhnya demi untuk mencelakakan orang-orang lain yang kenal pun dia tidak.
Ada teori cuci otak yang dikemukakan pada setiap kejadian suicide bombing, tapi ini pun belum memuaskan. Manusia toh bukan kambing yang bisa disuruh melakukan apa saja, manusia punya akal budi yang luhur sehingga bisa membedakan baik dan salah.
Itulah sebabnya saya berangan-angan ada wartawan yang mau bersusah payah membuat biografi singkat dari Lukman ini. Mulai dari masa kanak-kanaknya, masa remajanya, masa dewasa sampai dengan dia menikah dengan perempuan yang akhirnya ikut tewas melakukan suicide bombing.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews