Fungsi DPR dalam kerangka berpikir demokrasi adalah mereka yang vocal dan kokoh menomorsatukan rakyat. Bukan tukang stempel Istana.
Kita fair saja soal pimpinan DPR yang baru.
Sistem partai kita memang memungkinkan partai pemenang pemilu menduduki kursi ketua DPR.
Saya lihat pimpinan DPR periode ini bagus, tapi terlalu afiliatif. Kurang greget karena semua berasal dari partai pendukung penguasa.
Wakil wakil ketua DPR kualitasnya tidak buruk, tapi masih satu warna yaitu penguasa. Rentan intervensi eksekutif.
Muhaimin, Aziz, Sufmi Dasco, Gobel adalah orang orang yang punya kapasitas. Tapi sekali lagi, mereka adalah orang-orang nya penguasa. Fungsi kontrol akan sangat lemah.
Meskipun ada Sufmi Dasco dari gerindra, tapi orang ini adalah orangnya Prabowo hasil deal deal an koalisi dengan istana. Oposisi jinak yang akan jadi yes man kedepannya.
Bagaimana dengan Puan Maharani? Saya lihat ini adalah sosok paling buruk di deretan pimpinan DPR saat ini. Buruk kualitasnya dan buruk juga record-nya.
Padahal PDIP gak kekurangan figur cerdas, sebut saja DR Ahmad Basarah. Kenapa harus Puan? Kenapa gak Basarah saja? Posisi Puan Ini tidak elegan dan beraroma dinasti dan aroma kolusi.
Yang dibutuhkan di DPR bukan soal jumlah saja, tapi yang paling penting adalah kualitas kontrolnya kepada eksekutif dan kualitas komunikasi politiknya karena dia berdiri sebagai komunikator politik rakyat.
Banyak tanpa kualitas sama saja nol. Apalagi kursi sedikit tanpa kualitas juga, maka sama dengan nol besar. Kedepan akan banyak praktik politik seremonial yang akan dipertontonkan.
Fungsi DPR dalam kerangka berpikir demokrasi adalah mereka yang vocal dan kokoh menomorsatukan rakyat. Bukan tukang stempel Istana.
Di DPR nanti akan ada dua mazhab. Pertama mazhab Puan Maharani yang saat ini jadi ketua DPR. Dan mazhab Fahri Hamzah yang sudah pensiun dan sudah meninggalkan jejak baik di DPR sebagai legislator yang sangat cakap.
Dengan melihat komposisi pimpinan DPR saat ini, bagusnya jangan banyak berharap mazhab Fahri Hamzah akan mendominasi parlemen. Bersiap-siap saja menonton Mazhab Puan Maharani yang akan banyak dipamerkan ke depan.
TZU
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews